kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Indonesia gandeng AS garap teknologi pertanian dan energi bersih


Jumat, 18 Februari 2011 / 16:14 WIB
Indonesia gandeng AS garap teknologi pertanian dan energi bersih
ILUSTRASI. Investor sedang membuka aplikasi Koinworks untuk mulai melakukan investasi.


Reporter: Hans Henricus |

JAKARTA. Investasi Amerika Serikat (AS) di Indonesia terus mengalir. Kali ini pemerintah menggandeng investor negeri Paman Sam untuk mengembangkan teknologi pertanian dan energi bersih.

Menteri Koordinator Perekonomian, Hatta Rajasa bilang Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyampaikan permintaan itu kepada delegasi US-ASEAN Business Council di kantor Presiden. "Agar produktivitas pertanian meningkat dan juga bidang energi bersih dan teknologi yang bisa menghemat energi," ujar Hatta di kantor Presiden, Jumat (18/2).

Menurut Hatta, kerjasama itu sesuai dengan program pembangunan triple track strategy plus pemerintah. Program itu adalah pro pertumbuhan (per growth), pro job (pro lapangan pekerjaan), pro penanggulangan kemiskinan (pro poor), plus pro lingkungan (pro environment).

Dia bilang, kunjungan delegasi US-ASEAN Business Council sebagai langkah lanjutan dari kedatangan Presiden Amerika Serikat Barack Obama November 2010."Presiden Barack Obama ingin Amerika Serikat kembali menjadi investor terbesar di Indonesia," ujar mantan Menteri Sekretaris Negara itu.

Hatta menambahkan, hingga kini perusahaan-perusahaan besar Amerika Serikat telah berinvestasi di Indonesia. Mereka antara lain Exxon Mobil, Chevron, General Electric, dan Coca-Cola.

Menteri Perdagangan, Mari Elka Pangestu mengungkapkan, Indonesia akan menjadi tuan rumah konferensi Overseas Private Investment Cooperation (OPIC) pada bulan Mei nanti. Mari berharap, pertemuan ini akan menyedot makin banyak investor Amerika Serikat ke Indonesia. "Keberadaan OPIC conference di Indonesia akan mendatangkan banyak sekali perusahaan Amerika," katanya.

Mari menjelaskan, sejak tahun 1990 hingga 2008 lalu total investasi Amerika Serikat di Indonesia sekitar US$8 miliar. "Nilai investasi itu di luar minyak dan gas," kata Mari.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×