Reporter: Eldo Christoffel Rafael | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia dan Afghanistan mendorong peningkatan kerjasama business to business (B2B) antara pelaku industri kedua negara. Kemitraan ini diyakini mampu memacu pertumbuhan ekonomi yang sama-sama menguntungkan sehingga membawa dampak kepada kesejahteraan masyarakat.
Seusai mendampingi Wakil Presiden Jusuf Kalla bertemu dengan Kepala Eksekutif Pemerintahan Afghanistan Abdullah Abdullah di Istana Wapres, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto memaparkan, pihaknya mendorong bisni B2B kedua negara untuk saling melihat potensinya.
“Namun, mereka melihat bahwa pengembangan industri di Indonesia relatif lebih unggul dibandingkan mereka. Mereka pun ingin belajar membuat kebijakan industri,” kata Airlangga dalam keterangan pers, Kamis (4/10).
Menurut Menperin, dari pertemuan tersebut, Pemerintah Afghanistan mengharapkan perlakuan khusus terhadap komoditas mereka yang diekspor ke Indonesia. "Mereka merasa kalau produknya masuk ke Indonesia tidak mendapat treatment khusus, itu menjadi sulit bersaing," ujarnya.
Airlangga menyebutkan, Afghanistan mempunyai potensi bahan baku untuk memenuhi kebutuhan industri farmasi di Indonesia. “Jadi, melalui hilirisasi, industri kita meningkatkan nilai tambah bahan baku tersebut. Selain itu, Afghanistan juga merupakan produsen essential oil yang cukup besar,” tuturnya
Di samping itu, Pemerintah Afghanistan juga berharap kepada investor Indonesia dapat meningkatkan investasi di sana. “Dalam waktu dekat, kedua negara akan melakukan capacity building terlebih dahulu. Kemudian, nanti ditingkatkan ke level investasi dan kunjungan ke Afghanistan,” imbuhnya.
Menurut Airlangga, Pemerintah Afghanistan telah mengambil langkah reformasi untuk meciptakan iklim usaha yang kondusif. Oleh karenanya, pelaku bisnis Indonesia perlu melihat peluang ekspansi ke negara tersebut. “Yang masih potensial, antara lain sektor agrikultur, proyek infrastruktur, eksplorasi mineral, tekstil dan aneka, serta sektor industri kecil dan menengah,” ungkapnya.
Sebaliknya, Menperin mengundang pelaku bisnis Afghanistan agar meningkatkan penanaman modal di Indonesia khususnya di industri manufaktur. “Selain itu termasuk jasa perawatan untuk mendukung proyek infrastruktur di dalam negeri. Kerjasama ini akan menempatkan Indonesia sebagai partner utama di Asia Tenggara untuk memenuhi kebutuhan pembangunan ekonomi Afghanistan,” Kata Airlangga.
Dalam bidang perdagangan, Afghanistan menempati urutan ke-113 dalam statistik ekspor Indonesia ke dunia dengan total nilai ekspor pada tahun 2016 sebesar US$ 16,22 juta, meningkat menjadi US$ 20,18 juta pada tahun 2017. Sementara itu, Afghanistan telah berinvestasi di Indonesia untuk sektor industri kimia dasar, barang kimia dan farmasi, logam dasar, barang logam, mesin, serta elektronika dengan 16 proyek senilai US$ 90.500.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News