kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Indonesia berpeluang garap proyek di Suriah dan Irak pasca perang


Jumat, 21 Desember 2018 / 12:10 WIB
Indonesia berpeluang garap proyek di Suriah dan Irak pasca perang
ILUSTRASI. Bendera Yordania


Reporter: Kiki Safitri | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sebagai rangkaian dari kunjungan kerja ke Yordania, delegasi Badan Kerjasama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI menyambangi Amman Chamber of Commerce (ACC). Kunjungan tersebut untuk membahas perkembangan hubungan perdagangan, investasi dan pariwisata RI-Yordania, serta upaya-upaya yang dapat dilakukan bersama dalam rangka menguatkan hubungan bilateral kedua negara yang telah terjalin sejak lama.

Dipimpin oleh Juliari P. Batubara, delegasi BKSAP yang didampingi oleh Dubes RI Andy Rachmianto diterima oleh Vice Chairman Nafez S. Alayyan dan Board Members ACC, pekan ini. Juliari menekankan bahwa kedua negara harus bersinergi untuk mengembangkan pertukaran perdagangan yang dinilai masih terlalu kecil.

“Yordania dapat menjadi pintu masuk bagi produk-produk Indonesia untuk dipasarkan di kawasan Timur Tengah, termasuk Uni Eropa dan Amerika Serikat, karena telah memiliki perjanjian perdagangan bebas dengan Yordania. Demikian pula dengan Indonesia yang dapat dijadikan pintu masuk bagi produk-produk Yordania di wilayah Asia Tenggara, yang berpenduduk sebanyak 700 juta jiwa,” kata Juliari melalui siaran pers, Kamis (20/12).

Juliari menambahkan bahwa Indonesia memiliki industri besar seperti otomotif dan pesawat terbang yang dapat dimanfaatkan oleh Yordania. Indonesia telah mengekspor produk-produk kendaraannya ke berbagai negara, termasuk ke Yordania dan beberapa negara Timur Tengah.

Sementara itu, Dubes Andy menjelaskan bahwa Indonesia memiliki perusahaan-perusahaan konstruksi yang berpengalaman dalam melaksanakan proyek-proyek konstruksi di beberapa negara dengan hasil yang memuaskan. Tentunya, kerja sama di bidang konstruksi juga dapat dikembangkan antara Indonesia dan Yordania.

Di sisi lain, Nafez menekankan bahwa perusahaan-perusahaan konstruksi Indonesia dapat berpartisipasi pada proyek-proyek pembangunan kembali Suriah dan Irak pasca perang, yang akan dilaksanakan dalam waktu dekat. Perusahaan konstruksi Indonesia tersebut disarankan untuk menanamkan modalnya terlebih dahulu dan bermitra dengan pengusaha di Yordania. Sehingga, pada saat proyek rekonstruksi Suriah dan Irak dimulai, perusahaan Indonesia tersebut dapat langsung berpartisipasi secara aktif.

“Saya berharap perusahaan-perusahaan Indonesia di sektor lainnya dapat pula mengembangkan sayap bisnisnya ke Yordania,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×