kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Indonesia belum tertarik ikut blok perdagangan bebas Asia Pasifik


Selasa, 08 November 2011 / 16:40 WIB
Indonesia belum tertarik ikut blok perdagangan bebas Asia Pasifik
ILUSTRASI. Cara menggunakan kode redeem Garena Free Fire lewat situs reward.ff.garena.com


Reporter: Rika | Editor: Edy Can

JAKARTA. Amerika Serikat dan beberapa negara tetangga seperti Malaysia, Brunei, dan Singapura mulai mengejar pembentukan blok perdagangan bebas Asia Pasifik alias Trans Pacific Partnership (TPP). Namun, Indonesia sendiri mengaku tidak tertarik pada kerja sama ini.

Direktur ASEAN Iman Pambagyo mengatakan, sejauh ini Indonesia merasa belum perlu mengikuti TPP. "Kita masih melakukan kajian, tapi sampai saat ini kepentingan Indonesia belum besar di sana," tuturnya, Selasa (8/11).

Indonesia, kata dia, lebih berkonsentrasi pada penyelesaian Putaran Doha WTO untuk membuat aturan perdagangan yang lebih adil. Cuma, lantaran sampai sekarang Putaran Doha masih mandek, Indonesia kini berfokus pada kerja sama perdagangan regional dan bilateral. "ASEAN dan mitra dialognya yang kita prioritaskan sekarang," kata dia.

Ia juga berkata meski TPP terwujud nantinya, Indonesia tidak khawatir akan mempengaruhi ekspor Indonesia ke negara-negara TPP itu, terutama ke Amerika Serikat.

TPP adalah kerja sama perdagangan bebas yang kini sedang dirancang oleh 9 negara. Awalnya di tahun 2005, hanya 4 negara yang membentuknya yaitu Brunei, Singapura, Chile, dan Selandia Baru yang disebut Pacific-4. Kemudian, 5 negara lainnya yakni Amerika Serikat, Vietnam, Malaysia, Australia, dan Peru tertarik untuk bergabung. Saat ini ke-9 negara itu tengah dalam proses untuk mempercepat realisasinya. Sementara itu, China dan Jepang juga masih belum memutuskan untuk bergabung atau tidak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×