kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,28   10,97   1.21%
  • EMAS1.343.000 -0,81%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Teken AANZFTA, Indonesia harus tingkatkan daya saing


Selasa, 25 Oktober 2011 / 16:36 WIB
Teken AANZFTA, Indonesia harus tingkatkan daya saing
ILUSTRASI. Wall Street. REUTERS/Brendan McDermid


Reporter: Herlina KD | Editor: Edy Can

JAKARTA. Indonesia akhirnya meneken kesepakatan perdagangan bebas ASEAN Australia dan Selandia Baru (AANZFT) pada pekan lalu. Menteri Keuangan Agus Martowardojo menilai, perdagangan bebas ASEAN dengan Australia dan Selandia Baru merupakan peluang dan tantangan memperluas pasar.

Sebab, dia bilang Indonesia juga harus melindungi industri dalam negeri. "Pengusaha harus mempersiapkan diri dan semuanya mempersiapkan diri dengan baik. Tidak ada yang salah dengan FTA, tapi kesiapan kita yang menjadi catatan," ujarnya Selasa (25/10).

Ia menjelaskan, selama ini neraca perdagangan Indonesia dengan Australia dan Selandia cenderung defisit. Pada tahun 2008, angka defisit perdagangan antara Indonesia dengan Australia sebesar US$ 1,9 miliar, lalu menurun menjadi US$ 1,6 miliar pada tahun 2009 dan menjadi US$ 1,3 miliar pada tahun 2010. "Defisit tersebut karena tingginya impor dari Australia dalam bentuk primer, seperti sapi, daging sapi, susu, dan produk pertanian," katanya.

Sedangkan untuk perdagangan dengan Selandia Baru, tahun 2008 sampai 2010 angka defisit perdagangan Indonesia berturut-turut sebesar US$ 409 juta, US$ 375 juta dan US$ 363 juta. Kontribusi defisit neraca perdagangan ini berasal dari sektor primer, yaitu susu, produk pertanian dan buah-buahan.

Untuk menekan defisit perdagangan ini, Agus berharap industri meningkatkan daya saing dan mengembangkan produk serupa yang selama ini masih banyak diimpor dari kedua negara ini. Salah satu wilayah yang memiliki komoditas yang hampir sama dengan produk yang diimpor dari Australia dan Selandia Baru adalah wilayah Nusa Tenggara yaitu produk daging dan susu.

Dia berharap pengembangan produk ini bisa mengurangi impor produk dari kedua negara. "Tingkatkan kualitas dan investasi (di Nusa Tenggara)," jelasnya.

Agus mengatakan, jika potensi yang ada di Nusa Tenggara ini bisa digarap dengan baik dan daya saing di dalam negeri bisa diperbaiki maka ke depan neraca perdagangan antara Indonesia dengan Australia dan New Zeland bisa seimbang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×