kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Indikator kinerja sektor perekonomian bergerak variatif di bulan September 2020


Senin, 19 Oktober 2020 / 15:38 WIB
Indikator kinerja sektor perekonomian bergerak variatif di bulan September 2020
ILUSTRASI. Suasana bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (15/9/2020).


Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan secara umum, perbaikan ekonomi masih berlanjut di bulan September 2020.

Perbaikan ekonomi ini terjadi meskipun Purchasing Managers Index (PMI) manufaktur mengalami sedikit kontraksi. Namun menurut Sri Mulyani, konsumsi listrik, impor bahan baku dan modal, belanja bantuan sosial menunjukkan peningkatan.

Sementara Indeks Keyakinan Konsumen dan ekspektasi konsumen tertahan secara bulanan.

Selanjutnya, ekspor dan impor bulan September 2020 menunjukkan tanda-tanda perbaikan atau tumbuh secara month to month (mom).

Baca Juga: Sri Mulyani: Pendapatan negara melandai akibat dampak PSBB lanjutan

Tumbuhnya ekspor disebabkan meningkatnya ekspor migas ke negara ASEAN yang mulai merelaksasi lockdown, dan nonmigas (CPO) terutama tujuan China yang mulai pulih, sedangkan impor didorong dari migas dan nonmigas.

“Akumulasi Neraca Perdagangan melanjutkan tren surplus berturut-turut selama lima bulan terakhir. Likuiditas berlimpah seiring dengan masih terbatasnya kredit dan Dana Pihak Ketiga (DPK) terus meningkat,” ujar Sri Mulyani dalam Konferensi APBN Laporan Periode Realisasi September, Senin (19/10).

Sementara itu,Sri Mulyani melanjutkan, pada bulan September masih terjadi deflasi yang menurun di 0,05%.

Hingga September, laju inflasi mencapai sebesar 0,89% year to dae (ytd) dan 1,42% year on year (yoy), jauh lebih rendah dibandingkan pola tiga tahun terakhir sebesar 3,33% (yoy).  

Sri Mulyani menerangkan, laju inflasi umum dipengaruhi oleh tren inflasi inti yang masih melanjutkan penurunan di tengah meningkatnya inflasi volatile food.

Baca Juga: Jokowi: Informasi soal vaksin corona harus detail, agar tidak dipelintir dan didemo

Ia memprediksi laju inflasi tahun ini akan berada di kisaran 2% di tengah potensi permintaan yang meningkat, volatilitas harga komoditas pangan akibat faktor cuaca dan kendala distribusi dan tambahan likuiditas di masyarakat untuk menstimulasi perekonomian.

Di lain sisi, penerimaan perpajakan masih melandai disebabkan oleh penambahan insentif pajak yang semakin terakselerasi, disamping masih terjadinya perlambatan kegiatan ekonomi akibat Covid-19.

Sedangkan belanja negara terus terakselerasi didukung kinerja Pemulihan Ekonomi Nasional yang menunjukan peningkatan sebagai bagian dari stimulus untuk mendorong pertumbuhan kuartal III-2020. Lebih lanjut, pengelolaan pembiayaan dan kas masih sesuai dengan jalurnya.

Selanjutnya: Usulan pajak mobil 0 persen ditolak, ini daftar harga mobil yang diskon Oktober 2020

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×