kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.891.000   25.000   1,34%
  • USD/IDR 16.445   -75,00   -0,45%
  • IDX 7.107   66,36   0,94%
  • KOMPAS100 1.034   12,73   1,25%
  • LQ45 806   9,73   1,22%
  • ISSI 223   1,91   0,86%
  • IDX30 421   5,94   1,43%
  • IDXHIDIV20 502   10,81   2,20%
  • IDX80 116   1,41   1,23%
  • IDXV30 120   2,66   2,27%
  • IDXQ30 138   2,04   1,50%

Indeks Manufaktur Indonesia Merosot, Bos LPS Minta Pengusaha Tidak Panik


Jumat, 16 Mei 2025 / 16:57 WIB
Indeks Manufaktur Indonesia Merosot, Bos LPS Minta Pengusaha Tidak Panik
Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa menyampaikan paparan dalam Sarasehan Ekonomi Bersama Presiden RI di Menara Mandiri, Senayan, Jakarta, Selasa (8/4/2025).


Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), Purbaya Yudhi Sadewa, meminta publik dan pelaku usaha tidak panik menyikapi penurunan Purchasing Managers' Index (PMI) Indonesia yang kembali berada di bawah level 50. 

Seperti yang diketahui, PMI Manufaktur Indonesia pada April 2025 mengalami penurunan menjadi 46,7, dan merupakan level terendah sejak Agustus 2021.

"Wah itu artinya pengusaha cemas Indonesia akan resesi. Sudah mulai keluar (kata-kata) gitu kan. Saya bilang, tidak usah takut," kata Purbaya dalam acara Investment Forum 2025, Jumat (16/5).

Baca Juga: Data Ekonomi Awal Tahun Memburuk, Bos LPS: Mesin Ekonomi Belum Berjalan Optimal

Kendati begitu, Purbaya menegaskan bahwa indikator tersebut belum tentu mencerminkan kondisi ekonomi terkini.

"PMI itu kadang-kadang bisa berlaku sebagai lagging indikator. Indikator yang menunjukkan masa lalu. Takutan saja itu pengusahanya, sehingga ketika disurvei angkanya jatuh," imbuhnya.

Ia mencontohkan kondisi serupa yang terjadi pada Juli 2021, ketika PMI sempat anjlok ke angka 42. terendah sepanjang sejarah. Kala itu, para menteri melaporkan kepada presiden bahwa ekonomi Indonesia dalam kondisi genting.

"Tapi saya bilang, Pak, untuk saya pertempuran sudah selesai. Ekonomi tinggal tunggu balik karena senjata kita sudah masuk ke sistem perekonomian. Likuiditas yang besar sudah masuk ke sistem," jelasnya.

Baca Juga: Bos LPS: Tanpa IMF, Indonesia bisa Tumbuh Lebih Baik

Menurut Purbaya, saat itu pasar kredit mulai menunjukkan pemulihan, yang menjadi sinyal bahwa sektor riil akan segera bangkit. 

Ia menegaskan, selama kredit perbankan tumbuh positif, maka PMI akan kembali menguat.

"Jadi, selama kita bisa lihat pertumbuhan kredit yang positif, PMI akan balik lagi ke arah positif. Artinya mereka akan melihat di mana akan tumbuh, produksi mereka juga akan naik, mereka akan beli banyak lagi barang," terang Purbaya.

Selanjutnya: RI Lobi Australia Tambah Impor Lithium untuk Produksi Baterai, Ekonom Wanti-Wanti Ini

Menarik Dibaca: Ketegangan AS-China Mereda, Harga Emas Dunia Terpangkas 3% Minggu Ini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Thrive

[X]
×