Reporter: Abdul Basith Bardan | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekonom Indef Enny Sri Hartati menyebut latar belakang menteri sebagai pengusaha memiliki nilai plus dan minus.
Menteri yang berasal dari kalangan pengusaha dinilai memiliki pemahaman lapangan yang baik. Hal itu dibutuhkan untuk mengetahui masalah yang terjadi secara riil.
"Karena tahu permasalahan persis di lapangan, tahu realitas di lapangan mestinya kemampuan eksekusinya lebih konkret, lebih riil dibandingkan misalnya dari politisi atau profesional akademisi," ujar Enny saat dihubungi Kontan.co.id, Minggu (27/12).
Meski begitu, Enny juga bilang latar belakang pengusaha memiliki nilai minus. Hal itu mengingat pengusaha cenderung mengutamakan keuntungan finansial usahanya.
Sehingga posisi sebagai menteri akan membuat konflik kepentingan bagi pelaku usaha. Nantinya hal itu akan berdampak pada kebijakan yang dibuat selama menjabat.
"Mereka berpikir perusahaannya untung secara finansial, karena aji mumpung. Mumpung masih menjabat," terang Enny.
Baca Juga: Pusako Unad: Menteri pengusaha tak jadi jaminan bebas korupsi
Kedua nilai tersebut disampaikan Enny tak sepenuhnya benar. Enny bilang tidak selalu pengusaha memiliki kemampuan eksekusi yang baik begitu pula tak selalu pengusaha berorientasi pada keuntungan individu.
Sebagai informasi, sebelumnya Presiden Joko Widodo telah mengangkat 6 orang menteri baru dalam Kabinet Indonesia Maju. Dua posisi kosong yakni Menteri Kelautan dan Perikanan dijabat oleh Sakti Wahyu Trenggono sementara Menteri Sosial dijabat oleh Tri Rismaharini.
Selain itu Jokowi juga mengganti sejumlah menteri. Sandiaga Uno menggantikan Wishnutama Kusubandio sebagai Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Muhammad Lutfi menggantikan Agus Suparmanto sebagai Menteri Perdagangan, Budi Gunadi Sadikin menggantikan Terawan Agus Putranto sebagai Menteri Kesehatan, dan Yaqut Cholil Staquf menggantikan Fachrul Razi sebagai Menteri Agama.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News