kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.425.000   10.000   0,41%
  • USD/IDR 16.643   -42,00   -0,25%
  • IDX 8.617   68,26   0,80%
  • KOMPAS100 1.189   7,78   0,66%
  • LQ45 855   3,60   0,42%
  • ISSI 305   2,18   0,72%
  • IDX30 439   -0,22   -0,05%
  • IDXHIDIV20 509   2,81   0,56%
  • IDX80 133   0,64   0,48%
  • IDXV30 139   1,08   0,78%
  • IDXQ30 140   0,30   0,22%

Impor Minyak Indonesia Membengkak, Purbaya Salahkan Pertamina


Rabu, 01 Oktober 2025 / 11:04 WIB
Impor Minyak Indonesia Membengkak, Purbaya Salahkan Pertamina
ILUSTRASI. Suasana rapat kerja Kementerian Keuangan bersama Komisi XI DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (30/9/2025). Dalam rapat tersebut Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menyatakan kekecewaannya ke Pertamina


Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menyoroti kenaikan subsidi energi dari tahun ke tahun yang terjadi akibat ketergantungan Indonesia pada impor bahan bakar minyak (BBM).

Purbaya bilang, tiap tahun pemerintah mengimpor minyak yang nilainya sampai puluhan miliar dolar per tahunnya. Ia menegaskan, mandeknya pembangunan kilang baru Pertamina menjadi salah satu penyebab beban subsidi tidak kunjung turun.

“Subsidi energi naik terus dari tahun ke tahun. BBM (seperti) solar, diesel, itu impor. Kita banyak impor sampai puluhan miliar dolar setahun. Sudah berapa tahun kita mengalami hal tersebut? Sudah puluhan tahun kan. Kita pernah bangun kilang baru enggak? Enggak pernah,” kata Purbaya dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR, Selasa (30/9/2025).

Menurut Purbaya, sejak 2018 saat dirinya bertugas di Kementerian Koordinator Bidang Maritim, Pertamina sudah berjanji akan membangun tujuh kilang baru dalam lima tahun. Namun hingga kini, janji tersebut belum terealisasi.

Baca Juga: Tak Bangun Kilang Baru, Purbaya Murka ke Pertamina karena Impor Minyak RI Bengkak

“Mereka janji mereka akan bangun tujuh kilang baru dalam waktu lima tahun. Sampai sekarang kan enggak ada satupun. Jadi bapak (Komisi XI DPR RI) tolong kontrol mereka juga,” tegasnya.

Purbaya juga mengingatkan, sebagian besar kebutuhan BBM domestik masih harus dipasok dari Singapura. Kondisi ini merugikan Indonesia karena nilai impor yang tinggi.

“Jadi kita rugi besar. Karena kita impor dari mana? Dari Singapura. Minyak, produk-produk minyaknya,” katanya.

Dia menegaskan, pemerintah tidak akan tinggal diam jika Pertamina terus menunda pembangunan kilang. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Tag


TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi, Tips, dan Kertas Kerja SPT Tahunan PPh Coretax Orang Pribadi dan Badan Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM)

[X]
×