Reporter: Khomarul Hidayat | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia diperkirakan akan mencatat defisit perdagangan yang lebih kecil pada bulan November 2018 dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Penguatan rupiah membantu mengecilkan defisit neraca perdagangan Indonesia.
Jajak pendapat Reuters terhadap 12 analis memperkirakan, defisit perdagangan Indonesia di bulan November 2018 mencapai US$ 830 juta. Jumlah itu sekitar separuh dari defisit neraca perdagangan pada Oktober 2018 sebesar US$ 1,77 miliar.
Pemerintah dan Bank Indonesia telah mengambil langkah-langkah untuk mengendalikan impor setelah melonjaknya tagihan pada pertengahan tahun ini sehingga memperlebar defisit transaksi berjalan negara itu dan melukai nilai tukar rupiah.
Kebijakan tersebut seperti menaikkan tarif impor dan menunda proyek-proyek infrastruktur besar, mengendalikan impor. Termasuk peningkatan sampai 175 basis poin suku bunga acuan Bank Indonesia di tahun ini.
Analis dalam survei tersebut juga memperkirakan pertumbuhan impor melambat menjadi 10,50% secara tahunan pada November 2018. Di bulan Oktober 2018, impor Indonesia tumbuh 23,99% secara tahunan.
Namun, ekspor masih diperkirakan akan tetap lamban dengan pertumbuhan 3,95% secara year on year di bulan November 2018. Pertumbuhan ekspor ini lebih lambat dari sebesar 4,21% pada bulan Oktober 2018.
"Defisit perdagangan Indonesia yang terus-menerus tetap menjadi faktor negatif untuk rupiah," tulis analisis ING dalam sebuah catatan yang dikutip Reuters.
Menurut ING, harus ada beberapa bantuan dari bank sentral untuk menguatkan rupiah. Aliran dana asing masuk ke portofolio telah membantu penguatan rupiah selama beberapa minggu terakhir.
Bank Indonesia dijadwalkan mengadakan pertemuan dewan gubernur bulanan pada 19-20 Desember mendatang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News