kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.886.000   2.000   0,11%
  • USD/IDR 16.619   17,00   0,10%
  • IDX 6.941   107,85   1,58%
  • KOMPAS100 1.004   17,30   1,75%
  • LQ45 779   13,52   1,77%
  • ISSI 221   2,46   1,13%
  • IDX30 404   6,86   1,73%
  • IDXHIDIV20 476   9,11   1,95%
  • IDX80 113   1,66   1,49%
  • IDXV30 116   1,54   1,34%
  • IDXQ30 132   2,80   2,17%

IMF Revisi Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Negara Berpotensi Turun Rp 6,3 T


Rabu, 23 April 2025 / 13:26 WIB
IMF Revisi Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Negara Berpotensi Turun Rp 6,3 T
ILUSTRASI. Revisi proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia oleh IMF menjadi 4,0% pada tahun 2025 berpotensi menggerus pendapatan negara secara signifikan.


Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Revisi proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia oleh Dana Moneter Internasional (IMF) menjadi 4,7% pada tahun 2025 berpotensi menggerus pendapatan negara secara signifikan.

Pasalnya, dalam Anggaran Pendapatan Negara dan Belanja Negara (APBN) 2025, pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,2%.

Berdasarkan Tabel Sensitivitas APBN 2025 terhadap Asumsi Dasar Ekonomi Makro yang diterbitkan oleh Kementerian Keuangan, setiap penurunan 0,1% dalam pertumbuhan ekonomi dapat menyebabkan penurunan pendapatan negara sebesar Rp 2,1 triliun. 

Baca Juga: IMF Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tahun 2025 Jadi 4,7%

Dengan revisi IMF sebesar 0,3% di bawah target, maka potensi penurunan pendapatan negara mencapai Rp 6,3 triliun pada tahun ini.

Sebagai informasi, pemerintah menargetkan pendapatan negara dalam APBN 2025 mencapai Rp 3.005,1 triliun.

Hingga akhir Maret 2025, pemerintah baru mengumpulkan pendapatan negara sebesar Rp 516,1 triliun atau 17,2% dari target APBN.

Ini terdiri dari penerimaan perpajakan sebesar Rp 400,1 triliun dan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) sebesar Rp 115,9 triliun.

Sementara itu, realisasi belanja mencapai Rp620 triliun atau 17,1% dari pagu APBN. Hampir dua kali lipat dari total belanja bulan sebelumnya sebesar Rp348,1 triliun. Sementara, defisit anggaran tercatat 0,43% dari Produk Domestik Bruto (PDB).

Wakil Menteri Keuangan Thomas Djiwandono menggerakkan bahwa kinerja APBN hingga Maret 2025 tersebut menunjukkan pengelolaan fiskal yang cermat dan hati-hati.

Baca Juga: Efek Tarif Tinggi, IMF Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi dan Transaksi Dagang

“Kinerja ini menunjukkan perencanaan keuangan yang cermat dan pelaksanaan anggaran yang responsif dalam menghadapi dinamika perekonomian. Pemerintah telah dengan cepat beradaptasi dengan tantangan global,” ujar Thomas dalam acara HSBC Summit 2025, Selasa (22/4).

Lebih lanjut, ia menyampaikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2024 mencapai 5,03%, dan pada kuartal IV-2024, PDB tumbuh 5,02% yoy. Pertumbuhan ini didorong oleh konsumsi rumah tangga yang kuat dan sektor manufaktur yang tumbuh positif. Inflasi juga terkendali di level 1,03% yoy pada Maret 2025, dan surplus perdagangan Indonesia telah bertahan selama 59 bulan berturut-turut sejak Mei 2020.

"Di tengah ketidakpastian global, Indonesia menunjukkan kinerja ekonomi yang relatif sehat dengan tingkat pertumbuhan 5,03% pada tahun 2024," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Cara Praktis Menyusun Sustainability Report dengan GRI Standards Strive

[X]
×