kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.455.000   12.000   0,83%
  • USD/IDR 15.155   87,00   0,57%
  • IDX 7.743   -162,39   -2,05%
  • KOMPAS100 1.193   -15,01   -1,24%
  • LQ45 973   -6,48   -0,66%
  • ISSI 227   -2,76   -1,20%
  • IDX30 497   -3,22   -0,64%
  • IDXHIDIV20 600   -2,04   -0,34%
  • IDX80 136   -0,80   -0,58%
  • IDXV30 141   0,18   0,13%
  • IDXQ30 166   -0,60   -0,36%

IMF: Indonesia harus perkuat perekonomiannya


Senin, 16 Desember 2013 / 09:32 WIB
IMF: Indonesia harus perkuat perekonomiannya
ILUSTRASI. Daun bawang bisa membantu menurunkan berat badan.


Sumber: Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Ekonom Badan Moneter Internasional (IMF) dalam evaluasi rutinannya menyarankan agar Indonesia segera mendongkrak perekonomiannya dengan mempersiapkan sejumlah strategi untuk menghadapi pemangkasan stimulus (tapering) the Federal Reserve.

Analis IMF memproyeksikan, tingkat investasi yang rendah, penurunan tingkat permintaan eksternal, dan tingginya suku bunga acuan berarti perekonomian Indonesia akan melambat ke level 5% dan 5,5% pada tahun ini dan tahun depan. Sebagai perbandingan, tahun lalu, pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di posisi 6,2%.

IMF juga memprediksi, current account deficit akan membengkan menjadi 3,5% tahun ini dibanding tahun lalu yang hanya sebesar 2,8%. Sementara, di 2014, defisit neraca perdagangan diramal berada di level 3,2%.

Asal tahu saja, Indonesia merupakan salah satu negara yang terpukul paling dalam seiring keluarnya dana asing dari pasar obligasi dan pasar saham. Kondisi itu dipicu oleh pernyataan pimpinan the Federal Reserve Ben S Bernanke pada 22 Mei lalu yang mengatakan untuk kali pertama ada kemungkinan the Fed memangkas nilai stimulus yang saat ini bernilai US$ 85 miliar per bulan.

"Volatilitas pasar yang terjadi sekarang dan penurunan cadangan devisa harus ditangani dengan seksama melalui kebijakan makro dan mengatasi risiko stabilitas finansial," jelas IMF.

IMF juga bilang, adanya penundaan tapering oleh the Fed saat ini merupakan kesempatan untuk memperkuat kebijakan dan guncangan finansial untuk memperbaiki persepsi pasar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×