kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

IKAPPI Sebut Harga 3 Komoditi Pangan Ini Masih Tinggi Pasca Libur Nataru


Rabu, 05 Januari 2022 / 18:45 WIB
IKAPPI Sebut Harga 3 Komoditi Pangan Ini Masih Tinggi Pasca Libur Nataru
ILUSTRASI. Seorang pedagang menunjukkan telur ayam dagangannya di Pasar Malaka, Rorotan, Jakarta, Senin (3/1/2022). IKAPPI Sebut Harga 3 Komoditi Pangan Ini Masih Tinggi Pasca Libur Nataru.


Reporter: Ratih Waseso | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) tiga komoditi pangan yaitu minyak goreng, cabai dan telur masih tercatat berada di harga yang tinggi pasca libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) per 4 Januari 2022.

Ketua Umum IKAPPI Abdullah Mansuri menyebut, meski terdapat penurunan harga telur ayam ras menjadi Rp 29.500 per kilogram (kg) dari sebelumnya mencapai Rp 31.000 per kg. Namun harga telur ayam masih sangat jauh dibandingkan dengan HET Rp 23.000 per kg.

"Telur ini udah ada penurunan ya kemarin kan sampai Rp 31.000 per kg. Tapi kan tapi kalau bisa dibilang turunnya telur ini nggak maksimal, HET itu Rp23.000 per kg, sedangkan ini masih Rp 29.500 per kg, masih jauh banget dari HER, masih tinggi itungannya ini belum turun," jelas Abdullah, Rabu (5/1).

Selain telur komoditi pangan lain yang mengalami penurunan namun masih tetap di harga yang tinggi ialah cabai rawit. Abdullah menyebut dari sebelumnya cabai rawit mencapai Rp 102.000 per kg kini berada di harga Rp 95.000 per kg.

Baca Juga: Kemendag: Harga Minyak Goreng Hingga Cabai Masih Naik Signifikan di Bulan Ini

"Masih cukup tinggi harga di pasaran per 4 Januari itu masih tinggi. Yang masih tinggi itu 3 komoditas yang kemarin Nataru juga cukup tinggi juga sekarang masih tinggi, ada minyak cabe dan telur," jelasnya.

Minyak goreng disebut menjadi komoditi yang cukup betah dengan harga yang tinggi. Hal tersebut lantaran kondisi harga CPO dunia juga sedang mengalami kenaikan. Harga minyak goreng di pasaran saat ini dari data IKAPPI ialah Rp 19.800 per liter.

Operasi pasar yang sempat digelar pemerintah juga dinilai belum dapat mengendalikan harga minyak goreng yang terkerek naik. Abdullah menyebut operasi pasar layaknya pemadam kebakaran yang kemungkinan bisa terjadi kurang tepat sasaran.

Baca Juga: Naiknya Harga Minyak Goreng Berperan Besar Terhadap inflasi Desember 2021

"Harus ada perbaikan juga, kita harus punya grand design pangan. Lagi-lagi saya bilang jadi biar nggak kalau gaduh operasi pasar, gaduh lagi operasi. Saran saya menyebutnya operasi pengendalian harga kalau pengendalian harga otomatis barang yang dimiliki oleh pemerintah diserahkan ke pedagang," paparnya.

Mahalnya minyak goreng, Abdullah mengatakan, juga lantaran ketersediaannya di lapangan yang terbatas. "Kalau barangnya di pasaran banyak otomatis harganya turun. Nah kondisinya sekarang barang di pasaran itu terbatas si minyak," imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×