kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Ikappi: Pemerintah harus aktif jaga harga pangan


Kamis, 03 Mei 2018 / 20:40 WIB
Ikappi: Pemerintah harus aktif jaga harga pangan
ILUSTRASI. Aktivitas perdagangan di Pasar Senen Jakarta


Reporter: Tane Hadiyantono | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Demi menjaga stabilitas harga pangan, pemerintah diminta untuk lebih aktif melakukan tindakan ke lapangan. Di antaranya adalah dengan melakukan operasi pengendalian harga dan memperketat keamanan jalur distribusi pangan dari pemalakan tengkulak.

Apalagi lebaran tinggal sebentar lagi, dan sesuai tradisi, harga bahan pangan pokok dipastikan bakal naik.

"Lebaran tahun lalu terjadi kenaikan 15%, kalau saya lihat ritme sekarang, kenaikan harga sampai lebaran tahun ini bisa sampai 50%", kata Ketua Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) Abdullah Mansuri kepada Kontan.co.id, Kamis (3/5).

Abdullah melanjutkan, setidaknya terdapat tiga langkah yang dapat dilakukan oleh pemerintah untuk menjaga harga pangan terus stabil jelang puasa dan ramadan.

Pertama, pemerintah harus memastikan besaran produksi dan asumsi kebutuhan serta melakukan pemeriksaan langsung di daerah mengenai sebaran wilayah pada bulan ini dan bulan depan.

Kedua, keamanan jalur distribusi pangan harus diperketat. Pasalnya, masih banyak terjadi pencegatan truk-truk logistik oleh pengepul di mana bahan pangan pokok kemudian di tahan oleh pihak-pihak tertentu.

"Termasuk juga ritel modern harus diperiksa, bisa saja mereka ambil jumlah banyak dari petani, kemudian misalnya bawang dimasukkan ke freezer sehingga bisa pengaruhi harga di waktu nanti," kata Abdullah.

Ketiga, pemerintah diharapkan dapat menjaga stabilitas pangan dan kemakmuran petani dengan menilik keadaan sosial masyarakat.

Dalam hal ini, Direktur Utama Bulog Budi Waseso yang baru menjabat diharapkan dapat bergerak dengan tegas hingga ke akar permasalahan di masyarakat.

"Jangan hanya tangkap, tapi juga menyelidiki faktor dan efek sosial yang dihadapi petani," kata Abdullah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×