kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga pangan naik sulut inflasi April


Senin, 30 April 2018 / 07:47 WIB
Harga pangan naik sulut inflasi April
ILUSTRASI. Suasana pasar tradisional


Reporter: Arsy Ani Sucianingsih, Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Lusa (2/5), Badan Pusat Statistik (BPS) akan mengumumkan tingkat inflasi selama April 2018. Laju inflasi bulan ini berpeluang lebih pelan ketimbang bulan sebelumnya. Tapi, inflasi April tahun ini berpotensi lari lebih kencang dibanding bulan sama tahun-tahun sebelumnya. Sebab, ada dorongan dari kenaikan harga pangan.

Berdasarkan survei pemantauan harga (SPH) oleh Bank Indonesia (BI), hingga pekan ketiga April terjadi inflasi sebesar 0,12% secara bulanan (mtm) dan 3,44% secara tahunan (yoy). Pada tahun ini, Januari terjadi inflasi 0,62%, Februari 0,17%, dan Maret 0,2%. Lalu, laju inflasi di April 2017 hanya 0,09 dan April 2016 terjadi deflasi 0,45%.

Gubernur BI Agus Martowardojo menyebutkan, harga komoditas pangan yang masih naik serta mendorong inflasi adalah bawang merah dan bawang putih. Kementerian Perdagangan (Kemdag) mencatat, harga rata-rata nasional bawang merah Rp 37.006 per kilogram (kg) pada Jumat (27/4), melesat 18,68% dibanding akhir Maret. Harga daging ayam ras juga naik 4,71% menjadi Rp 33.119 per kg dan telur ayam naik 4,11% jadi Rp 24.181 per kg. Sedang harga beras medium susut 3,77% jadi Rp 10.488 per kg.

Kepala Ekonom Standard Chartered Bank Indonesia Aldian Taloputra memperkirakan, inflasi sepanjang April bakal lebih tinggi dari proyeksi BI, yakni sekitar 0,23% secara bulanan dan 3,55% secara tahunan. "Faktornya sama, kenaikan harga pangan dan sebagiannya lagi adalah pelemahan rupiah yang memengaruhi harga barang konsumsi seperti emas," katanya.

Data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) menunjukkan, rupiah bertengger di posisi Rp 13.879,00 per dollar AS, Jumat (27/4), menguat tipis dari sehari sebelumnya Rp 13.930. Rata-rata kurs rupiah pada April Rp 13.799,25 per dollar AS, melemah dibanding Maret Rp 13.758,29.

Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) umum yakni Pertalite dan Pertamax pada Maret lalu juga masih berefek terhadap inflasi bulan ini. "Angka proyeksi kami sudah memasukkan kenaikan Pertalite dan Pertamax, tapi nilainya kecil karena hanya efek bawaan. Pengaruh langsung kenaikan harga BBM sudah masuk ke perhitungan Maret," jelas Aldian.

Meski inflasi April bakal rendah, pemerintah dan BI harus waspada. Pasalnya, pertengahan Mei nanti sudah masuk bulan puasa. Biasanya, permintaan bahan pangan meningkat pada periode itu, sehingga inflasi akan terpicu jika tidak ada stabilitas harga dan pasokan di pasar. Mulai saat ini, pemerintah harus antisipasi kenaikan harga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×