kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,34   -28,38   -2.95%
  • EMAS1.321.000 0,46%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

IHS Markit: Manufaktur Indonesia punya akhir baik di 2020


Senin, 04 Januari 2021 / 10:19 WIB
IHS Markit: Manufaktur Indonesia punya akhir baik di 2020
ILUSTRASI. IHS Markit: Manufaktur Indonesia punya akhir baik di 2020


Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Kondisi industri manufaktur nampak semakin membaik pada bulan terakhir di tahun 2020. IHS Markit mencatat, Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur Indonesia pada bulan Desember 2020 sebesar 51,3 atau naik dari 50,6 pada bulan November 2020.

“Perusahaan Indonesia secara umum memiliki akhir positif untuk tahun 2020, dengan data PMI terbaru menunjukkan kenaikan dua bulan berturut-turut pada output dan pesanan baru,” ujar Direktur Ekonomi IHS Markit Andrew Harker dalam keterangan resminya, Senin (4/1).

Dalam survei tersebut, memang ditunjukkan kalau perbaikan kinerja manufaktur Indonesia didorong oleh peningkatan pesanan baru, melanjutkan tren peningkatan pada November 2020.

Apalagi, seperti yang kita ketahui, kalau permintaan baru sempat tersendat akibat Covid-19.

Baca Juga: IHS Markit: Kinerja manufaktur Indonesia makin solid di akhir tahun 2020

Sayangnya, permintaan domestik yang meningkat tak dibarengi dengan peningkatan pesanan barang untuk diekspor. Pasalnya, pesanan barang ekspor malah nampak turun tajam.

Kemudian, pertumbuhan total bisnis baru mendukung peningkatan output. Meski memang tidak lebih besar dari bulan November 2020, tetapi laju ekspansi bisnis masih solid dan bahkan merupakan yang tercepat kedua dalam sejarah survei.

Di tengah berita positif tersebut, Harker lalu menyoroti terkait beberapa hal yang masih menjadi kelemahan industri manufaktur di akhir tahun lalu.

Menurutnya, tingkat kapasitas di sektor manufaktur masih rendah sehingga terjadi penurunan ketenagakerjaan lebih lanjut.

Baca Juga: PMI Manufaktur Indonesia naik, ini rekomendasi saham yang layak dikoleksi

“Ada juga gangguan rantai pasokan yang meluas sehingga ini menghambat upaya untuk mengamankan bahan baku,” ujarnya.

Akan tetapi, Harker sadar kalau jalan masih panjang ke depan. Gangguan parang yang disebabkan oleh pandemi juga mungkin masih ada. Namun, para produsen setidaknya masih yakin dengan prospek bisnis di tahun 2021.

“Perkembangan industri di akhir 2020 diharapkan akan menjadi tanda-tanda kembali meningkatnya bisnis di awal tahun 2021,” tandasnya.

Selanjutnya: PMI Manufaktur Indonesia naik, ini rekomendasi saham yang layak dikoleksi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×