kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

IDI minta vaksinasi corona dipersiapkan dengan baik dan hati-hati


Kamis, 22 Oktober 2020 / 14:07 WIB
IDI minta vaksinasi corona dipersiapkan dengan baik dan hati-hati
ILUSTRASI. Ikatan Dokter Indonesia (IDI) meminta pemerintah agar vaksinasi virus corona (Covid-19) dilakukan dengan prinsip kehati-hatian.


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) meminta pemerintah agar vaksinasi virus corona (Covid-19) dilakukan dengan prinsip kehati-hatian.

Seluruh negara dinilai saat ini tengah berlomba untuk mendapatkan vaksin Covid-19 secara cepat. Namun, hal itu tidak dapat dilakukan secara tergesa-gesa.

"Perlu diadakan persiapan yang baik dalam hal pemilihan jenis vaksin yang akan disediakan serta persiapan terkait pelaksanaannya," ujar Ketua Satgas Covid-19 PB IDI Zubairi Djoerban dalam siaran pers, Kamis (22/10).

Zubairi menyebut terdapat syarat mutlak bagi vaksin yang akan digunakan nantinya. Hal itu berkaitan dengan efektivitasnya, imunogenitasnya serta keamanannya dengan dibuktikan adanya hasil yang baik melalui uji klinik fase 3 yang sudah dipublikasikan.

Baca Juga: Singapura segera jalankan new normal dan vaksinasi corona

Dari data yang ada, saat ini uji coba vaksinasi Sinovac di Brazil sudah selesai dilaksanakan pada 9.000 relawan . Namun hasilnya baru akan dikeluarkan segera setelah selesai dilakukan vaksinasi pada 15.000 relawan.

"Kita bisa melihat bahwa unsur kehati-hatian juga dilakukan Negara lain dengan tetap menunggu data lebih banyak lagi dari hasil uji klinis fase 3," terang Zubairi.

Pada pernyataan tersebut, Zubairi juga meyakini profesionalisme Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sebagai lembaga yang memiliki otoritas dalam menjaga keamanan dan efektifitas vaksin. Termasuk dalam menggunakan proses Emergency use Authorization (EUA) yang telah diperkenankan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Dalam penggunaan vaksin, PB IDI juga mendorong agar mempertimbangakan rekomendasi dari Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) dan Strategic Advisory Group of Experts on Immunization of the World Health Organization (SAGE WHO)

Zubairi juga mendorong agar pelaksanaan program vaskinasi memerlukan persiapan yang baik dan komprehensif. Hal itu termasuk penyusunan pedoman-pedoman terkait vaksinasi oleh perhimpunan profesi, pelatihan petugas vaksin, sosialisasi bagi seluruh masyarakat dan membangun jejaring untuk penanganan efek simpang vaksinasi.

Meski begitu PB IDI menyatakan terus mendukung upaya pemerintah dalam vaksinasi. Termasuk dalam memberikan prioritas kepasa tenaga medis.

"Mengapresiasi dan menyampaikan terima kasih atas upaya penyediaan vaksin serta pemberian prioritas bagi tenaga medis untuk dapat divaksinasi sesuai ketentuan yang ada," kata Zubairi.

Selanjutnya: Inilah ujian yang harus dihadapi Indonesia berikutnya menurut epidemiolog

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×