kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Ical dukung kenaikan harga BBM bersubsidi


Rabu, 08 Mei 2013 / 11:18 WIB
Ical dukung kenaikan harga BBM bersubsidi
ILUSTRASI. Ayam Bakar Saus Lada Hitam yang mudah dibuat dan dikreasikan bersama nasi putih (dok/Dapur Kobe)


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Asnil Amri

JAKARTA. Ketua Umum DPP Partai Golongan Karya (Golkar) Aburizal Bakrie alias Ical mendukung rencana pemerintah untuk menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi plus dengan program bantuan langsung sementara masyarakat (BLSM).

Dukungan itu disampaikan Ical saat hendak bertemu dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di Kantor Presiden, Rabu (8/5). "Saya katakan bahwa harus ada kompensasi jangka pendek, apakah nanti BLSM, apakah tambahan Raskin (beras miskin), itu nanti kita diskusikan kembali,” katanya di kantor Presiden.

Selai itu, kata Ical, dirinya tidak menolak kalau harus ada BLSM, yaitu kompensasi untuk menahan gejolak kenaikan harga yang akan dirasakan rakyat miskin. Mengenai kedatangannya ke Istana, Ical mengaku dirinya diundang Presiden SBY dalam kapasitasnya sebagai ketua umum Partai Golkar.

Dalam pertemuan itu, Ical dan SBY akan membahas masalah subsidi BBM. Ical bilang, dirinya akan menyampaikan dukungannya kepada pemerintah menaikkan harga BBM. Alasannya adalah, selama ini, 80% yang menikmati subsidi BBM  hanya kalangan menengah ke atas.  "Hanya 20% yang dinikmati rakyat kecil," tegas Ical.

Menurut Ical , jika harga BBM bersubsidi dilakukan, maka harus diiringi dengan pemberian kompensasi dalam bentuk kompensasi jangka pendek  dan kompensasi jangka panjang. Kompensasi jangka pendek dengan durasi waktu empat sampai enam bulan. "Sampai dirasa keseimbangan antara harga dan pendapatan selesai," ujarnya.

Sedangkan kompensasi jangka panjang hasilnya baru terasa lima tahun mendatang, harus dalam bentuk infrastruktur. Infrastruktur itu bisa berupa pembangunan jalan di desa, kota, dan jalan antar provinsi. Demikian juga dengan beasiswa merupakan bentuk kompensasi jangka panjang.

Sebelumnya santer terdengar, anggota DPR fraksi Golkar berencana menolak program bantuan langsung yang digagas pemerintah pasca menaikkan BBM nantinya. Soalnya, BLSM ini diduga hanya akan menguntungkan pemerintah demi kepentingan pemilu 2014 mendatang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×