kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.904.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.280   0,00   0,00%
  • IDX 7.113   44,39   0,63%
  • KOMPAS100 1.038   7,95   0,77%
  • LQ45 802   5,08   0,64%
  • ISSI 229   1,99   0,87%
  • IDX30 417   1,49   0,36%
  • IDXHIDIV20 489   1,52   0,31%
  • IDX80 117   0,66   0,57%
  • IDXV30 119   -0,75   -0,63%
  • IDXQ30 135   0,08   0,06%

HSBC Indonesia: Sektor perdagangan akan tumbuh


Rabu, 04 Juli 2012 / 18:06 WIB
HSBC Indonesia: Sektor perdagangan akan tumbuh
ILUSTRASI. Net buy asing capai Rp 196 miliar dan IHSG naik tipis pada akhir sesi I hari ini (14/6)


Reporter: Herlina KD | Editor: Edy Can

JAKARTA. HSBC Indonesia menyatakan, perlambatan ekonomi global tidak terlalu berimbas ke Indonesia. Bank ini memprediksikan ekonomi Indonesia masih akan tumbuh dengan baik.

Head of Global Market HSBC Indonesia Ali Setiawan memperkirakan, ekonomi Indonesia masih bisa tumbuh 6% - 6,1% pada tahun ini. Menurutnya, ekonomi domestik masih menjadi motor penggerak utama pertumbuhan ekonomi Indonesia. Di luar itu, "Pemerintah mulai menciptakan motor ekonomi baru yaitu investasi dan motor baru ini mulai berjalan," ujar Ali, Rabu (4/7).

Bahkan, HSBC meramalkan selama semester II 2012 hingga semester II 2026 perdagangan Indonesia bakal tumbuh hingga 171%. Menurut Head of Trade Global Trade and Receivables Finance HSBC Nirmala Salli, dalam lima tahun pertama, pertumbuhan perdagangan Indonesia tumbuh 8,5% per tahun dan akan melambat menjadi 7,7% per tahun pada tahun 2021.

Menurutnya, pertumbuhan perdagangan Indonesia bakal melambat menjadi 4,5% per tahun. "Perdagangan kita kan tumbuh lebih besar ketimbang pertumbuhan perdagangan dunia," jelasnya.

Berdasarkan survei HSBC, beberapa sektor perdagangan di Idonesia yang bakal tumbuh pesat adalah mesin percetakan, dan mesin-mesin lainnya, serta peralatan elektronik.

Nirmala mengatakan, ketidakpastian ekonomi global masih akan terjadi sehingga negara-negara berkembang lebih banyak mengkontribusi pertumbuhan perdagangan dunia. Menurut Nirmala, hingga 2016 perdagangan Amerika Latin dan Asia masing-masing tumbuh 6% dan 5,4%. "Volume perdagangan China masih tumbuh dan akan ada peningkatan impor dan ekspor," kata Nirmala.

Ke depan, Nirmala bilang laju impor Indonesia juga masih akan tinggi seiring dengan derasnya arus investasi yang masuk ke dalam negeri. Hanya saja, Ali bilang defisit neraca perdagangan masih bisa terkendali.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Banking Your Bank

[X]
×