kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Hingga akhir April 2021, pembiayaan utang tumbuh 80,83%


Selasa, 25 Mei 2021 / 15:03 WIB
Hingga akhir April 2021, pembiayaan utang tumbuh 80,83%
ILUSTRASI. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.


Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Laporan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2021 menunjukkan realisasi pembiayaan utang sepanjang Januari hingga April 2021 sebesar Rp 410,1 triliun atau sama dengan 34,83% dari target Rp 1.1177,4 triliun. Angka tersebut tumbuh 80,83% dibandingkan Januari-April 2020 senilai Rp Rp 226,8 triliun.

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan, pembiayaan utang tersebut berasal dari penarikan utang baru melalui penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) mencapai Rp 416,7 triliun.

Penerbitan SBN tersebut naik 79,9% dibandingkan posisi akhir April 2020. Adapun pencapaian itu setara 34,52% dari target dalam APBN 2021 sebesar Rp 1.207,3 triliun.

Sementara itu, untuk  pembiayaan utang yang berasal dari pembelian oleh Bank Indonesia (BI) melalui SKB I mencapai Rp 108,43 triliun dalam bentuk surat utang negara (SUN) sebesar  Rp 68,83 triliun dan BI juga membeli surat berharga negara syariah (SBSN) senilai Rp 39,6 triliun hingga akhir bulan lalu.

Baca Juga: Pemerintah akan lelang tujuh seri SUN pada Selasa (25/5), target indikatifnya Rp 45 T

“Penerbitan SBN neto merupakan strategi untuk memanfaatkan momentum pasar keuangan yang masih kondusif dan mengantisipasi dinamika likuiditas,” kata Menkeu dalam  Konferensi Pers Realisasi APBN April, Selasa (25/5).

Di sisi lain, realisasi pembiayaan investasi tercatat  Rp 19,6 triliun dalam empat bulan pertama di tahun ini. Sedangkan pemberian pinjaman meningkat 2,3% year on year (yoy) menjadi Rp 371,77 triliun. Kemudian untuk  kewajiban penjaminan tercatat masih nihil dan pembiayaan lainnya baru Rp 100 miliar.

Kata Menkeu pembiayaan utang diperlukan pemerintah untuk menopang kebutuhan dari pembiayaan non-utang, termasuk investasi. Sejalan dengan upaya pemerintah untuk menutup defisit anggaran tahun ini sebesar 5,7% terhadap produk domestik bruto (PDB).

“Pembiayaan utang untuk menutup defisit APBN,  seiring upaya akselerasi pemulihan ekonomi dampak pandemi," kata Sri Mulyani.

Selanjutnya: BI masih prediksi pertumbuhan ekonomi domestik 2021 di kisaran 4,1% hingga 5,1%

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×