kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Hindari resesi, penanganan kesehatan disebut sebagai kunci pemulihan ekonomi


Kamis, 06 Agustus 2020 / 07:10 WIB
Hindari resesi, penanganan kesehatan disebut sebagai kunci pemulihan ekonomi


Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Suahasil Nazara menyampaikan agar masyarakat Indonesia tidak takut dengan resesi ekonomi. Oleh karenanya, pemerintah berupaya agar pertumbuhan ekonomi dapat terjaga melalui program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).

“Kami berharap tidak negatif, tapi kalau sampai negatif. Jangan khawatir soal label resesi, padahal yang dihadapi adalah kegiatan ekonomi yang sedang turun,” kata Suahasil dalam International Webminar IESP FEB ULM, Selasa (3/8).

Baca Juga: Pertumbuhan ekonomi kuartal II-2020 terendah sejak 1999, ini penyebabnya

Adapun, Rabu (4/9) Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pertumbuhan ekonomi di kuartal II-2020 sebesar minus 5,32%. Artinya, kondisi resesi ekonomi tinggal ditentukan dari realisasi di kuartal III-2020. Jika, sepanjang Juli-September 2020 ekonomi Indonesia kembali minus secara tahunan, maka Indonesia akan sah resesi.

Kendati demikian, Suahasil bilang, pihaknya sebagai otoritas fiskal akan berupaya mencegah kontraksi ekonomi di kuartal III-2020. Meski pemerintah sudah menggelontorkan anggaran sebesar Rp 695,2 triliun untuk program PEN, menurutnya situasi ekonomi ke depan akan tergantung dari penanganan kesehatan. 

Suahasil menyampaikan, jika penanganan kesehatan bisa dijaga dan gelombang kedua penyebaran Covid-19 tidak terjadi, maka Indonesia bisa tumbuh positif pada kuartal III 2020. Namun, bila sektor kesehatan tidak bisa diatasi, dampaknya ekonomi tidak berjalan. 

Baca Juga: Ekonomi Indonesia minus 5,32% di kuartal II, BPS: Ekonomi tertekan pandemi corona

"Tapi kalau buka ekonomi dan protokol kesehatan dijalankan, maka kegiatan ekonomi bisa muncul. Sehingga kuartal III-2020 bisa mendapatkan pertumbuhan ekonomi yang lebih baik dan terhindari dari label resesi," ujarnya.

Sebagai catatan, per 22 Juli atau di awal kuartal III-2020 realisasi program PEN baru mencapai Rp 138,28 triliun. Angka tersebut baru sekitar 19,8% dari pagu anggaran sebesar Rp 695,2 triliun.

Adapun secara rinci persentase perkembangan penyaluran anggaran PEN terhadap total pagu dalam enam program adalah sebagai berikut, kesehatan 7,74%, perlindungan sosial 38,31%, dukungan pemda dan sektoral 6,57%, UMKM 25,3%, pembiayaan korporasi 0%, insentif usaha 13,34%

Baca Juga: Kuartal II 2020, pertumbuhan ekonomi Indonesia minus 5,32%

Kemenkeu berharap, dari program PEN ekonomi Indonesia berada 0% dengan artian berada di level positif di kuartal III-2020. Kemudian, di kuartal IV-2020 pertumbuhan ekonomi di harapkan melaju di level 2%.

Secara keseluruhan, Kemenkeu berharap ekonomi Indonesia berada di rentang minus 0,4% sampai diprediksi ekonomi 2,3% di akhir tahun ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×