kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Hari Tanpa Tembakau Dunia, YLKI himbau tak merokok


Kamis, 30 Mei 2013 / 15:29 WIB
Hari Tanpa Tembakau Dunia, YLKI himbau tak merokok
ILUSTRASI. Ada banyak bahan alami yang mudah ditemukan dan bisa dijadikan pemutih wajah.


Reporter: Adhitya Himawan |

JAKARTA. Menjelang Hari Tanpa Tembakau Sedunia yang jatuh 31 Mei esok, Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia menghimbau masyarakat untuk tidak merokok. Himbauan ini merupakan wujud keprihatinan lantaran Indonesia kini menjadi negara dengan jumlah perokok nomor tiga  terbesar di dunia.

Anggota Pengurus Harian YLKI Tulus Abadi menyatakan, saat ini jumlah perokok di Indonesia sudah sangat mengkhawatirkan. Indonesia menjadi negara nomor tiga terbesar di dunia setelah China dan India.

"Oleh karena itu, kita menghimbau masyarakat untuk tidak merokok pada saat Hari Tanpa Tembakau Sedunia, syukur jika bisa berhenti total,"kata Tulus.

Walau demikian, langkah ini tetap harus diikuti sejumlah kebijakan konkret dari masyarakat. Salah satunya adalah memperketat aturan larangan  merokok di tempat-tempat umum yang dinyatakan sebagai Kawasan Tanpa Rokok, khususnya di fasilitas kesehatan, pendidikan, angkutan umum, tempat kerja dan tempat umum.

Selain itu, Tulus mendesak Pemerintah untuk segera mengimplementasikan PP No. 109/1012 tentang Pengamanan Produk Tembakau sebagai Zat Adiktif bagi Kesehatan. Pemerintah menerapkan peringatan kesehatan bergambar pada bungkus rokok.

"Kita juga harus mengingatkan Presiden SBY agar segera meratifikasi Framework Convention on Tobacco Control (FCTC). Indonesia adalah penggagas FCTC tapi sampai sekarang belum meratifikasi FCTC,"kata Tulus.

Terakhir, Tulus menyatakan penolakan terhadap sikap pemerintah dan DPR yang saat ini sedang membahas RUU Pertembakauan. Sebab RUU yang telah masuk dalam Prgram Legislasi Nasional 2013 ini hanya akan mengakibatkan anak dan remaja makin kecanduan rokok, dan bertambahnya jumlah perokok miskin.

"Sebab RUU Pertembakauan adalah pesanan industri rokok yang anti terhadap kesehatan. Tujuannya mendorong produksi rokok meningkat,"pungkas Tulus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×