kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga telur rendah, peternak ingin pemerintah serap ketersediaan telur untuk bansos


Selasa, 14 September 2021 / 21:03 WIB
Harga telur rendah, peternak ingin pemerintah serap ketersediaan telur untuk bansos
ILUSTRASI. Pekerja mengumpulkan telur organik omega dari ayam petelur di Hutan Organik, Megamendung, Bogor, Kamis (22/07). Harga telur rendah, peternak ingin pemerintah serap ketersediaan telur untuk bansos.


Reporter: Ratih Waseso | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Ketua Umum Asosiasi Peternak Layer Nasional Musbar Mesdi menyebut, pihaknya berharap pemerintah dapat melakukan penyerapan hasil telur ayam untuk paket bantuan sosial (bansos) bagi masyarakat yang terdampak pandemi Covid-19.

Hal tersebut lantaran harga telur yang saat ini masih anjlok diiringi dengan harga pakan yang justru naik. Musbar mengungkap, para peternak kini cukup tercekik dengan anjloknya harga telur.

"Harapannya kita minta supaya, tapi kembali lagi ke kewenangan Pak Presiden supaya telur-telur dari peternak ini bisa diserap untuk paket Bansos bagi masyarakat selama pandemi. Kan telur ini kapsul gizi juga bagus buat tingkatkan imunitas," kata Musbar kepada Kontan.co.id, Selasa (14/9).

Selain itu, peternak juga berharap pemberlakuan PPKM level 3 dan 4 dapat dilonggarkan. Dimana dengan status PPKM saat ini sektor horeka belum dapat beroperasi secara penuh.

Baca Juga: Kemdag klaim harga kebutuhan pokok masih relatif stabil

Musbar menyebut, selain sektor rumah tangga konsumsi telur juga berasal dari sektor horeka dan industri rumahan.

Adanya PPKM level 3 dan 4 berimbas pada penurunan konsumsi perkapita sebesar 39,33%. Hingga pada akhirnya berdampak pada anjloknya serapan telur dan membuat harga telur terkoreksi Rp 6.000 per kilogram ditingkat petani yang saat ini realnya berada diposisi Rp 14.000 - Rp 15.500 per kilogram.

Adapun harga retail di tingkat konsumen masih tetap di level Rp 23.000 - 24.000 per kilogram. "Sedangkan di satu sisi harga pakan tetap tinggi dan naik terus setiap bulannya," paparnya.

Selain mengusulkan adanya serapan telur oleh pemerintah, Musbar juga menyebut untuk mengatasi anjloknya harga telur ditingkat Peternak. Para peternak terutama kepada para Peternak Layer Nasional diminta untuk melakukan Cutting Layer Production mulai Umur 50 minggu keatas.

Namun, baik peternak rakyat, menengah dan atas cukup dilematis dengan anjuran cutting layer production tersebut.

"Mereka mau cutting gimana? ayam dijual ngga laku, karena konsumsi ayam petelur kan turun UMKM yang jual olahan ini belum jualan penuh karena PPKM. Kalau ngga cutting harga pakan mahal, kalau ngga dikasih pakan pada mati, menghasilkan telur juga harga anjlok. Ini menyedihkan hlo," ceritanya.

Baca Juga: Makanan tinggi nutrisi ini bisa bantu tambah berat badan si kecil, simak daftarnya

Maka kembali, Musbar berharap pemerintah dapat melakukan penyerapan telur-telur peternak untuk paket bansos bagi masyarakat. Rencana besok, Rabu (15/9) siang para peternak akan melakukan komunikasi dengan Presiden Joko Widodo di Istana. Musbar berharap akan ada solusi dari permasalahan harga telur saat ini.

Sementara itu, Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan (Kemdag) Oke Nurwan menjelaskan, berdasarkan informasi harga yang dihimpun Kemendag dari Asosiasi Peternak Rakyat Indonesia, harga telur ayam ras di tingkat peternak pada Minggu-II September sebesar Rp 17.618 perkilogram.

Harga tersebut mengalami penurunan sekitar 15,28% dibandingkan sebulan sebelumnya.

Sementara itu d wilayah Blitar Jawa Timur yang merupakan sentra produksi telur juga mengalami penurunan sekitar 14,06% dibandingkan sebulan sebelumnya menjadi Rp16.500 perkilogram.

"Harga telur ayam ras di tingkat peternak mulai mengalami penurunan sejak bulan Juli 2021, hal tersebut disinyalir merupakan dampak dari penurunan permintaan akibat pemberlakuan kebijakan PPKM Darurat di wilayah Jawa-Bali," kata Oke kepada Kontan.co.id, Senin (13/9).

Pasalnya dengan adanya pembatasan kegiatan sektor horeca saat PPKM Darurat lalu menjadi faktor turunnya harga telur ayam ras. Dimana sektor horeca merupakan penyumbang konsumsi terbesar telur ayam ras.

Selanjutnya: Tidak Jelas, Rencana China Melelang Cadangan Minyak Mentah Membingungkan Pasar

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×