kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45895,29   -31,44   -3.39%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga Pertalite, Solar dan Pertamax Naik, Subsidi BBM Ditambah, Buruh Tolak BBM Naik


Sabtu, 03 September 2022 / 19:13 WIB
Harga Pertalite, Solar dan Pertamax Naik, Subsidi BBM Ditambah, Buruh Tolak BBM Naik
ILUSTRASI. Pengendara motor mengantri untuk mengisi bahan bakar minyak di SPBU HR. Rasuna Said, Jakarta, Rabu (31/8/2022). Pemerintah memutuskan menaikkan harga BBM bersubsidi Solar dan Pertalite. Harga BBM non subsidi Pertamax juga dinaikkan.


Reporter: Arfyana Citra Rahayu, Bidara Pink, Ratih Waseso, Vendy Yhulia Susanto | Editor: Khomarul Hidayat

Meski harga BBM Pertalite dan Solar naik, Menteri Keuangan Sri Mulyani memastikan, pemerintah akan tetap berupaya menjaga daya beli masyarakat. Hal ini dengan memberikan tambahan bantuan sosial sebesar Rp 24,17 triliun.

“Maka, sebagian dari belanja yang tadinya untuk keseluruhan subsidi, akan digunakan untuk memberikan bantuan sosial kepada masyarakat. Ada tambahan Rp 24,17 triliun,” tambah Sri Mulyani, sesaat setelah Arifin selesai membacakan keputusan pemerintah.

Sri Mulyani berharap, tambahan jaring pengaman sosial yang sudah ditebar pemerintah ini mampu menahan penambahan jumlah kemiskinan akibat meningkatnya harga BBM. Ia juga memastikan, pemerintah tetap akan memberikan berbagai program yang akan menjaga daya beli masyarakat.

Sri Mulyani juga tak menampik kenaikan harga BBM ini akan membawa dampak terhadap peningkatan inflasi dan progres pemulihan ekonomi. Untuk itu, dirinya dan jajaran pemerintah akan berupaya untuk terus memantau dan memasang kuda-kuda agar laju pertumbuhan ekonomi tak tersendat.

Tolak kenaikan harga BBM

Sementara, Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) menegaskan penolakannya terhadap kenaikan harga BBM yang diumumkan pemerintah siang ini (3/9). Harga Pertalite naik dari Rp 7.650 per liter menjadi Rp 10.000 per liter.

Kemudian harga solar subsidi naik dari Rp 5.150 menjadi Rp 6.800 per liter. Harga Pertamax juga ikut naik hari ini dari Rp 12.500 per liter menjadi Rp 14.500 per liter.

Presiden KSPI yang juga Presiden Partai Buruh Said Iqbal menyampaikan, ada beberapa alasan mengapa pihaknya menolak kenaikan tersebut.

Pertama, kenaikan BBM tersebut akan menurunkan daya beli yang sekarang ini sudah turun 30%. Dengan BBM naik, maka daya beli akan turun lagi menjadi 50%.

"Penyebab turunnya daya beli adalah peningkatan angka inflansi menjadi 6,5% hingga - 8%, sehingga harga kebutuhan pokok akan meroket," kata Said Iqbal dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (3/9).

Baca Juga: Alasan Harga BBM Naik, Jokowi: 70% Subsidi BBM Dinikmati Orang Mampu

Di sisi lain, lanjutnya, upah buruh tidak naik dalam 3 tahun terakhir. Bahkan Menteri Ketenagakerjaan sudah mengumumkan jika pemerintah dalam menghitung kenaikan UMK 2023 kembali menggunakan PP 36/2021.

"Dengan kata lain, diduga tahun depan upah buruh tidak akan naik lagi," ucap Said.

Alasan kedua buruh menolak kenaikan BBM karena dilakukan di tengah turunnya harga minyak dunia. Terkesan sekali, pemerintah hanya mencari untung di tengah kesulitan rakyat.

Terkait dengan bantuan subsidi upah sebesar Rp 150.000 selama 4 bulan kepada buruh, menurut Said Iqbal ini hanya "gula-gula saja" agar buruh tidak protes. Tidak mungkin uang Rp 150.000 akan menutupi kenaikan harga akibat inflansi yang meroket.

"Terlebih kenaikan ini dilakukan di tengah negara lain menurunkan harga BBM. Seperti di Malaysia, dengan Ron yang lebih tinggi dari pertalite, harganya jauh lebih murah," Said Iqbal.

Said juga mengkhawatirkan, dengan naiknya BBM maka ongkos energi industri akan meningkat. Hal itu bisa memicu terjadinya ledakan PHK.

Oleh karena itu, Partai Buruh dan Serikat Buruh akan melakukan aksi puluhan ribu buruh pada tanggal 6 September 2022. Di Jakarta, aksi akan dipusatkan di DPR RI untuk meminta Pimpinan DPR RI memanggil Menko Perekonomian, Menteri Keuangan, Menteri ESDM, dan para menteri yang terkait dengan kebijakan perekonomian.

"Pimpinan DPR atas nama Komisi terkait ESDM DPR RI harus berani membentuk Pansus atau Panja BBM," kata Said.

Aksi ini juga serentak di 33 provinsi lainnya yang diorganisir oleh Partai Buruh dan KSPI. Antara lain akan dilakukan di Bandung, Semarang, Surabaya, Jogjakarta, Banda Aceh, Medan, Batam, Padang, Pelanbaru. Bengkuku, Lampung, Banjarmasin, Samarinda, dan Pontianak.

“Di DPR 3000 buruh - 5000 buruh (yang akan melakukan aksi), di seluruh indonesia puluhan ribu buruh,” ucap dia.   

Aksi juga akan dilakukan di Makassar, Gorontalo. Sulawesi Utara, serta dilakukan di Ambon, Ternate, Mataram, Kupang, Manokwari, dan Jayapura.

"Bilamana aksi 6 September tidak didengar pemerintah dan DPR, maka Partai Buruh dan KSPI akan mengorganisir aksi lanjut dengan mengusung isu; tolak kenaikan harga BBM, tolak omnibus law, dan naikkan upah tahun 2023 sebesar 10% sampai 13%,” imbuh Said.

Pembatasan distribusi BBM subsidi

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan, meski harga BBM bersubsidi Pertalite dan Solar naik, pembatasan distribusi bahan bakar minyak  bersubsidi tetap berjalan melalui sistem digitalisasi oleh PT Pertamina.

Arifin bilang, mengenai ketepatan alokasi BBM subsidi, banyak dari masyarakat yang masih menggunakan BBM subsidi meskipun tergolong mampu.

“Ini tentu saja di lapangan di lakukan pengawasan. Pertamina sedang menyiapkan sistem pengawasan pengaturan dengan digitalisasi,” jelasnya dalam dalam Kanal YouTube Sekretariat Presiden, Sabtu (3/9).

Dia mengharapkan, dengan metode digitalisasi tersebut, bisa lebih mempertajam ketepatan pemanfaatan BBM subsidi untuk yang membutuhkan.

Baca Juga: Harga BBM Naik, YLKI Minta Pemerintah Kendalikan Harga Pangan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×