kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.935   -60,00   -0,38%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Harga pangan naik, DRI memperkirakan inflasi Maret 2021 sebesar 0,15% mom


Rabu, 31 Maret 2021 / 12:42 WIB
Harga pangan naik, DRI memperkirakan inflasi Maret 2021 sebesar 0,15% mom
ILUSTRASI. Harga cabai jadi salah satu bahan pangan yang kerek inflasi di Maret 2021


Reporter: Bidara Pink | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Danareksa Research Institute (DRI) memprediksi inflasi pada bulan Maret 2021 sebesar 0,15% mom atau 1,44% yoy. Prediksi tersebut lebih tinggi dari capaian inflasi pada bulan Februari 2021 yang sebesar 0,10% mom atau 1,38% yoy. 

Kepala ekonom DRI Moekti P. Soejachmoen mengatakan, inflasi pada bulan Maret 2021 lebih disebabkan oleh peningkatan harga kelompok bergejolak, khususnya makanan. 

“Kami belum melihat adanya peningkatan permintaan yang signifikan, karena pemerintah memutuskan untuk memperpanjang periode pembatasan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM),” kata dia dalam laporan yang diterima Kontan.co.id, Selasa (30/3). 

Terperinci, inflasi kelompok harga bergejolak diprediksi sebesar 0,68% mom atau setara 1,67% yoy. Ini dipengaruhi oleh peningkatan beberapa komoditas makanan seperti bawang bombai yang naik 10,50% mom, cabai rawit naik 9,58% mom, dan bawang putih naik 3,17% mom. 

Peningkatan harga pangan tersebut sejalan dengan musim hujan, juga adanya gagal panen di sejumlah daerah yang menyebabkan penipisan persediaan. 

Baca Juga: Jelang Ramadan, ekonom Bank Mandiri prediksi inflasi Maret 2021 sebesar 0,12% mom

Sementara itu, inflasi inti diperkirakan akan sebesar 0,16% mom atau 1,40% yoy. Rendahnya inflasi inti ini mencerminkan masih mininya daya beli masyarakat. 

Namun, Moekti mengapresiasi langkah pemerintah untuk mendongkrak daya beli masyarakat dengan menyalurkan bantuan jaring pengaman sosial. Bahkan, hingga 17 Maret 2021, ini mencapai Rp 25,97 triliun atau setara 16,03% dari target Rp 184,83 triliun. 

Sayangnya, implementasi PPKM masih menekan daya beli masyarakat. Ini bahkan terlihat dari penjualan ritel yang masih lemah dan kontraksi 8,36% mom atau kontraksi 16,50% yoy terutama di rekreasi yang tergerus hingga 50,67% mom atau 49,43% yoy dan penjualan bahan bakar yang turun 32,67% mom atau 18,50% yoy.

Sementara harga yang diatur oleh pemerintah (administered prices) diperkirakan akan mencatat inflasi 0,18% mom atau 0,84% yoy. Rendahnya kelompok ini didorong oleh permintaan moda transportasi yang masih rendah, baik itu transportasi darat maupun udara karena pembatasan penumpang. 

Selanjutnya: Loyo, rupiah melemah 0,61% ke Rp 14.568 per dolar AS pada tengah hari ini (31/3)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×