kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45982,54   -7,83   -0.79%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Jelang Ramadan, ekonom Bank Mandiri prediksi inflasi Maret 2021 sebesar 0,12% mom


Rabu, 31 Maret 2021 / 09:42 WIB
Jelang Ramadan, ekonom Bank Mandiri prediksi inflasi Maret 2021 sebesar 0,12% mom
ILUSTRASI. Inflasi bulan Maret diprediksi naik tipis


Reporter: Bidara Pink | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Mandiri memprediksi inflasi pada bulan Maret 2021 sebesar 0,12% month over month (mom). Inflasi ini meningkat dari inflasi pada bulan Februari 2021 yang sebesar 0,10%. 

Ini berarti, inflasi tahunan diperkirakan sebesar 1,40% dan inflasi tahun kalender (Januari 2021 - Maret 2021) sebesar 0,48%.

Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman mengatakan, capaian inflasi pada bulan Maret 2021 masih didorong oleh kelompok harga bergejolak, terutama komoditas pangan. Namun, jika dilihat lebih jelang, komoditas pangan belum menunjukkan peningkatan permintaan yang signifikan. 

“Inflasi inti kami perkirakan masih cenderung melemah. Jadi, belum ada peningkatan permintaan yang signifikan di Maret 2021,” kata dia kepada Kontan.co.id, Selasa (30/3). 

Terperinci, inflasi pangan yang meningkat disebabkan oleh adanya gagal panen dan momentum menjelang bulan Ramadan. Beberapa komoditas pangan yang diproyeksi naik antara lain cabai dan bawang merah. 

Sementara, inflasi inti diperkirakan turun dari 1,53% yoy pada bulan sebelumnya, menjadi 1,50% yoy pada Maret 2021. Permintaan yang terpantau lemah masih disebabkan oleh perpanjangan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) dan harga emas yang kembali melemah. 

Baca Juga: Ini kata ekonom soal dampak larangan mudik pada peredaran uang

Ke depan, inflasi secara musiman diperkirakan akan meningkat seiring dengan semakin dekatnya bulan puasa dan Lebaran. Namun, inflasi bisa tertahan karena adanya larangan mudik. 

“Kami melihat inflasi justru akan menguat di semester II-2021. Seiring dengan pemulihan ekonomi yang akan meningkatkan permintaan (demand pull inflation),” tambah Faisal. 

Faktor pendorong lain inflasi di paruh kedua tahun ini adalah sudah tingginya pertumbuhan uang beredar akibat stimulus ekonomi. Jadi, dengan kondisi tersebut ketika permintaan sudah menguat maka kecepatan peredaran uang (money velocity) akan naik dan mendorong inflasi. 

Faktor lainnya adalah, saat ini inflasi Indeks Harga Grosir Indonesia sudah bergerak di atas inflasi Indeks Harga Konsumen. Ini berarti, sudah ada indikasi peningkatan harga. 

“Saat ini produsen memang masih belum menaikkan harga barang karena permintaan masih lemah. Namun, secepatnya akan pengaruh ke inflasi dan kemungkinan akan terjadi di semester II-2021,” pungkas dia.

Selanjutnya: Rupiah dibuka melemah tipis ke Rp 14.485 per dolar AS pada hari ini (31/3)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×