kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.543.000   4.000   0,26%
  • USD/IDR 15.838   -98,00   -0,62%
  • IDX 7.384   -108,06   -1,44%
  • KOMPAS100 1.138   -20,96   -1,81%
  • LQ45 901   -18,70   -2,03%
  • ISSI 224   -1,86   -0,82%
  • IDX30 463   -11,32   -2,38%
  • IDXHIDIV20 560   -12,38   -2,16%
  • IDX80 130   -2,40   -1,81%
  • IDXV30 139   -1,66   -1,18%
  • IDXQ30 155   -3,12   -1,97%

Harga minyak terus naik, pemerintah masih ogah naikkan harga premium


Minggu, 10 April 2011 / 13:24 WIB
Harga minyak terus naik, pemerintah masih ogah naikkan harga premium
ILUSTRASI. FWD akan melakukan penambahan modal sehingga menjadi pemegang saham minoritas signifikan di BRI Life.


Reporter: Irma Yani | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Harga minyak kembali merangkak naik dan mencetak rekor baru. Harga minyak jenis Brent untuk kontrak Mei 2011 menyentuh level US$ 126,65 per barel. Angka ini menjadi level tertinggi baru sejak 4 Agustus 2008. Sementara harga minyak light sweet di New York untuk kontrak Mai 2011 juga naik ke level US$ 112,91 per barel.

Meski begitu, nyatanya pemerintah hingga saat ini masih ngotot untuk tidak menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi atau premium. “Kami saat ini masih memantau secara harian, bagaimana pengaruhnya terhadap harga BBM," kata Direktur Jenderal (Dirjen) Migas Evita Herawati Legowo, akhir pekan ini.

Evita memang tak memungkiri kenaikan harga minyak dunia telah menyebabkan penurunan konsumsi pertamax. Pasalnya, akibat kenaikan harga minyak dunia, harga pertamax pun turut melambung. Saat ini, harga pertamax berada pada level Rp 8.600 per liter. Pemerintah sendiri mengaku tidak bisa mengendalikan harga pertamax, lantaran BBM jenis non subsidi ini mengikuti harga minyak dunia.

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat, konsumsi pertamax pada Januari mencapai 62.727 kiloliter. Sementara konsumsi pada Februari tercatat menjadi 53.054 kiloliter atau menurun sekitar 15%. Sementara itu, konsumsi Pertamax pada Maret 2011 juga tercatat menurun.

Pada bulan ini pun konsumsi Pertamax juga masih tercatat menurun. Sayangnya, ia mengaku belum bisa memaparkan berapa besar penurunannya. “Penurunannya tidak sampai 20%. Mungkin sekitar 10%,” tandasnya.

Sementara itu, pengamat perminyakan Kurtubi menilai, jika melihat harga minyak yang terus merangkak naik, sebaiknya pemerintah mulai memikirkan kebijakan untuk menaikan harga premium.

Tampaknya, harga yang dibayar oleh rakyat jauh lebih mahal karena dipaksa beli pertamax yang harganya sangat tinggi, sekarang saja sudah Rp 8.600 per liter, nanti pertengahan April bisa Rp 9.000 per liter. "Sebaiknya naikan harga premium sebesar Rp 1.000 per liter,” ujar Kurtubi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×