kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.455.000   12.000   0,83%
  • USD/IDR 15.155   87,00   0,57%
  • IDX 7.743   -162,39   -2,05%
  • KOMPAS100 1.193   -15,01   -1,24%
  • LQ45 973   -6,48   -0,66%
  • ISSI 227   -2,76   -1,20%
  • IDX30 497   -3,22   -0,64%
  • IDXHIDIV20 600   -2,04   -0,34%
  • IDX80 136   -0,80   -0,58%
  • IDXV30 141   0,18   0,13%
  • IDXQ30 166   -0,60   -0,36%

Harga minyak mentah sulit ditekan dibawah US$ 90 per barel


Senin, 21 Maret 2011 / 12:19 WIB
Harga minyak mentah sulit ditekan dibawah US$ 90 per barel
ILUSTRASI.


Reporter: Irma Yani | Editor: Edy Can

JAKARTA. Direktur Perencanaan Ekonomi Makro Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) Bambang Prijambodo mengakui sulit menekan harga minyak mentah dunia dibawah US$ 90 per barel tahun ini. Sebab, Bambang mengatakan, kebutuhan minyak meningkat sementara pasokan dari negara-negara pengekspor minyak (OPEC) minim.

Bambang memperkirakan, kebutuhan minyak tahun ini hingga 2012 akan melonjak sebesar 1,6 juta per barel per hari menjadi 88,3 juta barel per hari. Sementara, dia mengatakan, pasokan dari negara non OPEC masih minim. "Negara kelompok non-OPEC hanya mampu mengisi 0,2 juta barel per hari dari 1,6 juta barel per hari," ujarnya, Senin (21/3).

Selain itu, dia mengatakan, gejolak politik di Timur Tengah yang belum mereda turut membuat harga minyak makin tinggi. "Itu yang menjadi harga lebih tinggi lagi. Maka akan ada semacam fundamental yang akan terganggu dari sisi produksinya," singkatnya.

Saat ini harga minyak mentah untuk pengiriman April naik sebesar 1,8% menjadi US$ 102,93 per barel di bursa New York. Sedangkan minyak mentah jenis Brent naik 1,5% menjadi US$ 115,69 per barel di ICE Futures untuk pengiriman Mei.

Menteri PPN Armida Alisjahbana menambahkan, pemerintah masih terus memantau perkembangan harga minyak dunia dan relevansinya terhadap perekonomian nasional. Ia mengatakan, Bappenas fokus menyiapkan energi terbarukan untuk memaksimalkan potensi yang dimiliki di dalam negeri, termasuk sumber-sumber energi terbarukan.

Menurutnya, jika hal ini bisa dimaksimalkan, maka ketahanan energi dalam negeri bisa terjaga. "Diversifikasi dari minyak ke gas masih digodok,terutama menyangkut kesiapan infrastruktur pendukungnya," singkatnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×