kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga Komoditas Melandai, PNBP 2023 Diperkirakan Turun


Jumat, 19 Agustus 2022 / 16:02 WIB
Harga Komoditas Melandai, PNBP 2023 Diperkirakan Turun
ILUSTRASI. Aktifitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Indonesia, Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (12/8/2022). Harga Komoditas Melandai, PNBP 2023 Diperkirakan Turun.


Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Pemerintah menetapkan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2023 mencapai Rp 426,3 triliun. Angka ini turun 16,6% dari outlook tahun 2022 sebesar Rp 510,9 triliun.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, PNBP tahun depan yang diperkirakan turun 16,6% tersebut dikarenakan windfall kenaikan harga komoditas di tahun ini kemungkinan tidak akan terjadi di tahun 2023.

"Lagi-lagi ini juga harus diperkirakan (turun) karena faktor komoditas," ujar Sri Mulyani dalam Konferensi Pers Nota Keuangan dan RUU APBN 2023, Selasa (16/8) kemarin.

Adapun PNBP yang sebesar Rp 426,3 triliun tersebut meliputi penerimaan sumber daya alam (SDA) sebesar Rp 188,7 triliun, Pendapatan Kekayaan Negara Dipisahkan (PKND) Rp 44,1 triliun, PNBP lainnya Rp 110,4 triliun dan penerimaan Badan Layanan Umum (BLU) Rp 83 triliun.

Baca Juga: Defisit APBN 2023 Ditargetkan Rp 598,2 Triliun atau 2,85% PDB

Mengutip dari buku Nota Keuangan II, penerimaan SDA yang diperkirakan mencapai sebesar Rp 188,7 triliun tersebut dipengaruhi oleh prospek harga komoditas yang lebih rendah dari posisi harga di tahun ini, walaupun lifting migas diharapkan membaik.

Penerimaan SDA tersebut terdiri dari pendapatan SDA migas sebesar Rp 126,98 triliun dan pendapatan SDA non migas sebesar Rp 61,75 triliun.

"Ini tidak akan terulang (windfall) atau tidak selamanya komoditas mengalami harga selevel itu makanya PNBP SDA tahun depan akan terkoreksi ke Rp 188,7 triliun," kata Sri Mulyani. 

Sementara itu, pendapatan KND pada tahun depan yang diperkirakan mencapai Rp 44,1 triliun atau tumbuh 9,1% dibandingkan outlook tahun ini, didorong oleh dividen Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang ditargetkan mencapai Rp 44 triliun di tahun depan.

Baca Juga: Makin Membesar, APBN Surplus Rp 106,1 Triliun Per Juli 2022

Sri Mulyani juga menuturkan, PNBP kementerian/lembaga (K/L) akan dijaga melalui peningkatan kualitas layanan, pengelolaan aset barang milik negara (BMN) dan peningkatan sinergi antar instansi terkait.

Kemudian untuk pendataan BLU pada tahun depan sebesar Rp 83 triliun, atau tidak setinggi tahun ini yang sebesar Rp 103 triliun, sejalan dengan trend pendapatan dari BLU sektor sawit yang menurun. Hal ini dikarenakan harga crude palm oil (CPO) yang diperkirakan melandai pada tahun 2024. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×