Sumber: Antara | Editor: Test Test
BANJARMASIN. Elpiji ukuran 12 kilogram (kg) masih langka di Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan (Kalsel). Akibatnya, harga pun naik tak terbendung. Beberapa toko pengecer di Kota Banjarmasin menjualnya seharga Rp 115.000 per tabung. Padahal harga wajar elpiji berada dikisaran Rp. 69.000 per tabung.
Contohnya Toko Gas Frengklin di Komplek AMD Permai. Toko itu menjual gas ukuran 12 kg dengan harga tinggi karena sulit mendapatkan pasokan. "Terpaksa kami menaikkan harga lebih tinggi dari yang seharusnya, hingga pasokan kembali lancar," kata seorang karyawan toko Frangklin, Rabu (3/9).
Sulitnya pasokan juga terjadi di toko pengecer lain. Mereka mengaku sudah satu minggu ini belum mendapatkan pasokan elpiji dari distributor yang biasa memasok. "Kami tidak mendapatkan pasokan elpiji, sehingga tidak bisa jualan," kata seorang karyawan toko elpiji di Kayu Tangi, Kota Banjarmasin.
Karyawan itu memperlihatkan tumpukan tabung gas di depan tokonya. Semuanya kosong. Kendati begitu, toko elpiji tetap buka, dengan harapan akan ada distributor yang datang memasok. Sebaliknya, toko elpiji yang memiliki pasokan, banyak yang mengambil kesempatan ini dengan terus menaikkan harga di atas harga wajar. Harga wajar elpiji di kisaran Rp 69.000 per tabung.
Seretnya pasokan elpiji ini sepertinya bakal berlangsung lama. Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kalsel sendiri sudah menyerah. Instansi pemerintah ini tak bisa mengatasi masalah karena tata niaga elpiji ukuran tabung 12 kg merupakan wewenang penuh dari PT Pertamina (Persero).
Alasan lainnya, selama ini Pertamina tak pernah melibatkan Disperindag dalam penanganan tata niaga elpiji maupun bahan bakar minyak (BBM). "Jadi kami tidak bisa melakukan apa-apa, kecuali sebatas melakukan pemantauan," kata Kepala Disperindag Kalsel Subarjo.
Disperindag Kalsel mengaku telah menginstruksikan kepala dinas di kabupaten dan kota untuk membantu melakukan pengawasan terhadap distribusi gas elpiji ukuran 12 kg. "Agar kita segera mengetahui bila harga elpiji terus melambung," papar Subarjo.
Subarjo memang mengkhawatirkan harga elpiji akan terus naik. Ia memprediksi, harga elpiji 12 kg bisa mencapai Rp 155.000 per tabung. Dengan harga segitu, tentu berimbas pula pada kelangsungan hidup usaha kecil dan menengah (UMKM) di Kalsel. "Kalau harga seperti ini berlangsung terus, dampaknya akan sangat terasa bagi UMKM," keluh Subarjo.
Umar Idris, Antara
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News