Reporter: Lailatul Anisah | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga cabai rawit sedang naik tinggi di pekan terakhir Juli 2024.
Direkur Sayuran dan Tanaman Obat, Kementerian Pertanian (Kementan), Muhammad Idil Fitri mengatakan kenaikan harga cabai ini terjadi karena beberapa daerah sentra produksi di Jawa Timur seperti Lamongan, Tuban dan Kediri, mengalami kekeringan.
"Memang ada kekeringan di sentra terbesar cabai rawit di Jatim hampir seleuruhnya mengalami kekeringan," jelas Idil dalam Rakor Inflasi Mingguan dipantau, Senin (28/7).
Meski begitu, Idil mengklaim produksi cabai rawit sebetulnya masih surplus di bulan Juni, Juli hingga Agustus.
Baca Juga: BPS: Kenaikan Harga Cabai Rawit, Minyak Goreng dan Beras Perlu Diwaspadai
Dia merinci, pada bulan Juni total produksi nasional cabai rawit mencapai 138.000 ton, Juli 125.000 ton, dan Agustus sebanyak 104.000 ton. Sementara total kebutuhan bulanannya hanya mencapai 80.000 ton sampai 82.000 ton.
"Memang ada penurunan tapi Juni, Juli dan Agustus berdasarkan neraca produksi sebetulnya masih surplus," jelas Idil.
Dalam meredam harga, Kementan juga melakukan langkah konkrit dengan menghadirkan cabai sesuai harga petani di Direktorat Hortikultura Kementan, dan beberapa keluaran di Jakarta.
Selain itu, langkah ini juga diklaim sudah mulai diikuti dengan daerah lainya.
Diketahui, berdasarkan Data Panel Harga Badan Pangan Nasional (Bapanas), Senin (29/7), pukul 16.56 WIB, harga cabai rawit naik 1,51% menjadi Rp 68.390/kg.
Kenaikan harga tertinggi ada Papua Tengah mencapai Rp 121.660/kg dan harga terendah ada di Nusa Tenggara Timur yakni Rp 50.750/kg.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News