kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.965.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.830   0,00   0,00%
  • IDX 6.438   38,22   0,60%
  • KOMPAS100 926   8,20   0,89%
  • LQ45 723   5,45   0,76%
  • ISSI 205   2,17   1,07%
  • IDX30 376   1,61   0,43%
  • IDXHIDIV20 454   0,42   0,09%
  • IDX80 105   1,01   0,98%
  • IDXV30 111   0,45   0,40%
  • IDXQ30 123   0,28   0,22%

Hapus dinasti, Banten bentuk Front Max Havelaar


Kamis, 20 Februari 2014 / 22:40 WIB
Hapus dinasti, Banten bentuk Front Max Havelaar
ILUSTRASI. Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil memberi selamat Anies Baswedan yang diusung sebagai calon presiden 2024 oleh Partai Nasdem.


Reporter: Hendra Gunawan | Editor: Hendra Gunawan

TANGERANG. Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) dan Banten Crisis Center (BCC) mendeklarasikan terbentuknya Front Max Havelaar. Organisasi berdiri dengan tujuan untuk menghapus Banten dari dinasti dan korupsi.

Ketum PBHMI Adi Baiquni menuding, masa orde reformasi mendorong munculnya raja-raja kecil di daerah otonom yang akhirnya memunculkan praktik-praktik korupsi. 

“Korupsi di daerah tidak mungkin terjadi jika tidak muncul praktik politik dinasti. Adanya penyalahgunaan wewenang dimungkinkan karena praktik dinasti tersebut,” kata Adi dalam keterangan tertulisnya, Kamis (20/2).

Miftahun Najah, koordinator Banten Crisis Center (BCC) menambahkan bahwa deklarasi ini diharapkan menjadi simbol perjuangan anak muda Banten yang melihat berkembangnya dinasti di provinsi ini.

“Ada empat dinasti besar yang ada di Banten ini dan salah satunya adalah Dinasti Keluarga Ratu Atut. Jika dinasti tak terhapuskan, bisa diduga, Banten akan terpecah-pecah dan kita akan kembali lagi ke zaman penjajahan Belanda. Oleh karena itu, Banten harus bersih dari dinasti dan korupsi,” ujar Miftah tanpa menyebutkan tiga dinasti lainnya.

Sebagai tindak lanjut, Front Max Havelaar ini akan mendorong dan mengajak para tokoh masyarakat serta para pimpinan lokal untuk bersama-sama memperbaiki Provinsi Banten.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×