kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Hadir di G20, Elon Musk Motivasi Mahasiswa Untuk Kembangkan Potensi


Jumat, 18 November 2022 / 15:36 WIB
Hadir di G20, Elon Musk Motivasi Mahasiswa Untuk Kembangkan Potensi
ILUSTRASI. Kontan - Kominfo g20 Kilas Online


Reporter: Tim KONTAN | Editor: Ridwal Prima Gozal

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perhatian dunia terhadap isu pendidikan di tengah pandemi Covid-19 cukup besar.

Sebab tidak bisa dipungkiri pandemi yang terjadi hampir dua tahun terakhir cukup menyita perhatian dan kekhawatiran terjadinya lost generation akibat terhentinya proses belajar mengajar secara tatap muka di semua level pendidikan.

Mengutip Ketua Kelompok Kerja Pendidikan G20 atau Chair of G20 Education Working Group (EdWG) Iwan Syahril beberapa waktu lalu menyebut, di tengah ketimpangan dalam mengakses pendidikan berkualitas dan ketidaksiapan akibat pandemi, Indonesia dan negara-negara G20 perlu terobosan nyata untuk menghadapi dunia kerja agar membawa perubahan berarti pada sistem pendidikan dan dunia kerja.

Beruntung sajak awal tahun 2022 ini sedikit-demi sedikit kegiatan belajar tatap muka di Indonesia mulai dibuka. Bahkan sejak tahun ajaran baru 2022 proses bejalar mengajar di semua level pendidikan sudah berlangsung secara tatap muka. 

Pelajaran penting dalam menghadapi pandemi ini adalah guyub dan gotong royong dari masyarakat, dan ini perlu dilanjutkan untuk sektor pendidikan. Salah satu upaya gotong royong ini adalah degan konsep merdeka belajar kampus merdeka (MBKM).

Menurut Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim, selama setahun terakhir program ini menunjukkan hasil cukup positif. 

Dengan cara ini pengajar khususnya dari kalangan profesional bisa bercerita tentang pengalamannya berdiskusi dengan menteri-menteri pendidikan dari berbagai belahan dunia. 

Bahkan Menteri Nadiem saat berbicara di sela rangkaian pertemuan G20 di Bali awal pekan ini mengklaim, bahwa saat ini banyak negara terinspirasi untuk mencontoh MBKM yang telah dilaksanakan Indonesia.

"Indonesia tidak lagi mengejar ketertinggalan. Nanti kita lihat hasilnya. Sekarang, untuk pertama kalinya Indonesia menjadi inovator pendidikan tinggi," kata Nadiem kepada para pimpinan perguruan tinggi, dosen, perusahaan dan organisasi mitra, praktisi, mentor, serta 400 mahasiswa di Bali (14/11).

Pada program Kampus Merdeka telah memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk mencari pengalaman di dunia nyata. 

Dengan MBKM mahasiswa mendapatkan dukungan penuh untuk menjalankan delapan jenis kegiatan belajar di luar kampus seperti membangun desa, proyek kemanusiaan, kegiatan wirausaha, penelitian, pertukaran pelajar, kampus mengajar atau asistensi mengajar, melakukan studi atau proyek independen, dan magang atau praktik kerja.

Kampus Merdeka telah diikuti oleh lebih dari 420.000 mahasiswa baik melalui program yang diselenggarakan oleh Kemendikbudristek maupun kampus. 

Nadiem berharap perguruan tinggi harus lebih terlibat dalam meluncurkan program Kampus Merdeka Mandiri agar lebih banyak mahasiswa merasakan manfaat belajar dari luar kampus.  

Tujuan akhir program ini untuk membantu menjembatani kesenjangan antara lulusan perguruan tinggi dengan kebutuhan industri, 

Kolaborasi semua pemangku kepentingan di bidang pendidikan ini merupakan upaya bersama untuk mewujudkan visi nasional dalam mempercepat Indonesia maju dengan sumber daya manusia yang unggul.

Ke depan Menteri Nadiem berupaya mengembangkan pendidikan lintas generasi sebagai konsep dalam keberlanjutan dalam upaya mewujudkan masa depan pendidikan di Indonesia yang lebih baik. 

Selain itu pendidikan akan mengedepankan kolaborasi lintas sektor dan lintas generasi. "Agar pendidikan memainkan peran penting dalam mendorong masa depan yang lebih baik," kata Nadiem dalam agenda side event G20 di Bali yang digelar di Bali awal pekan ini. 

Pandangan Elon Musk

Acara itu juga menghadirkan CEO Tesla Motors, Elon Musk, untuk berdiskusi dan memberikan masukan untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia maupun negara-negara G20.

Nadiem menjelaskan sistem pendidikan Indonesia saat ini berangkat dari prinsip berkolaborasi untuk berinovasi. 

"Khusus untuk jenjang pendidikan tinggi, dengan Merdeka Belajar Kampus Merdeka kami berupaya meruntuhkan sekat-sekat antara perguruan tinggi, industri, dan masyarakat," jelas Menteri Nadiem.

Jeffrey Sachs, President of the UN Sustainable Development Solutions Network menyebut apa yang dilakukan Nadiem dalam mereformasi pendidikan pasca pandemi sedang menjadi pembicaraan dunia dan menjadi perhatian dunia.

Pada momen penting perhelatan G20 itu, Nadiem mengajak para mahasiswa Indonesia untuk berdialog menggali langsung pengalaman Elon Musk sebagai inspirasi. 

Kepada Elon Musk, Nadiem menanyakan apa saja kejadian-kejadian dalam hidupnya saat muda yang menjadikannya seperti sekarang ini.

Elon menanggapinya dengan santai dan menceritakan bahwa dirinya banyak membaca dan nonton fiksi ilmiah. 

"Kebiasaan itu banyak berdampak pada saya untuk mencari kebenaran dalam banyak hal. Dari situ saya menemui bahwa fisika sangat membantu dalam segala hal," katanya.

Elon juga membagikan tips bahwa kita harus mengetahui apa yang relevan ketika mau menyelesaikan masalah. Lalu harus mengetahui apa alat yang harus dipergunakan untuk menyelesaikan masalah itu.

Selanjutnya ia bisa memahami bagaimana menentukan alat yang membantu proses penyelesaian masalah itu. "Pendidikan di masa depan pun harus seperti itu," jawab Elon.

Elon Musk berpesan yang perlu diajarkan kepada seluruh siswa saat ini adalah kemampuan berpikir kritis. "Harus berani menolak konsep yang tidak baik," lanjutnya.

Selain itu dalam mengasah pola pikir Elon menyarankan agar kita mencoba untuk selalu berasumsi bahwa kita itu salah. 

"Dengan demikian, kita akan selalu berupaya melakukan hal yang benar. Selalu gunakan akal dan hati. Dulu saya hanya gunakan akal. Tapi menggunakan hati juga sama pentingnya," jawab Elon.

Catatan paling penting dari sistem pendidikan ke depan menurut Elon Musk, "Kita harus memiliki rasa keingintahuan yang besar akan banyak hal di dunia ini. Rasa keingintahuan yang besar adalah karakter yang paling penting untuk dimiliki seseorang," katanya.

Dengan cara merdeka dalam belajar, diharapkan pendidikan di Indonesia lebih baik, sehingga masyarakat bisa pulih lebih cepat dan lebih kuat pasca pandemi Covid-19.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×