kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.321.000   -16.000   -0,68%
  • USD/IDR 16.675   65,00   0,39%
  • IDX 8.274   121,80   1,49%
  • KOMPAS100 1.150   20,83   1,85%
  • LQ45 828   21,81   2,70%
  • ISSI 292   3,80   1,32%
  • IDX30 433   11,22   2,66%
  • IDXHIDIV20 495   13,50   2,81%
  • IDX80 128   2,92   2,34%
  • IDXV30 137   2,82   2,10%
  • IDXQ30 138   3,59   2,67%

Hadapi Bonus Demografi, Jokowi Dorong Implementasi Hilirisasi yang Padat Karya


Kamis, 19 September 2024 / 16:54 WIB
Hadapi Bonus Demografi, Jokowi Dorong Implementasi Hilirisasi yang Padat Karya
ILUSTRASI. Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta pembukaan lapangan kerja diperbanyak untuk menghadapi potensi bonus demografi.


Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta pembukaan lapangan kerja diperbanyak untuk menghadapi potensi bonus demografi.

Jokowi mengatakan, pada tahun 2030 Indonesia akan mendapatkan bonus demografi. Di sisi lain, bonus demografi membutuhkan pembukaan kesempatan kerja seluas-luasnya.  

Namun kenyataannya, saat ini semua negara menghadapi tantangan ekonomi global. World Bank memproyeksikan pertumbuhan ekonomi global pada tahun 2024 hanya 2,6% dan naik sedikit pada tahun 2025 menjadi 2,7%.

“Sekarang maupun kedepan kita harus fokus pada pasar kerja,” kata Jokowi saat meresmikan pembukaan kongres ISEI, Kamis (19/9).

Selain itu, Jokowi menyebut adanya perkiraan 85 juta pekerjaan yang hilang dengan adanya peningkatan otomasi di berbagai sektor. Padahal, saat ini yang dibutuhkan adalah upaya untuk membuka lapangan kerja.

Baca Juga: Di Hadapan Jokowi, ISEI Dorong Percepatan Hilirisasi Komoditas Pangan Ini

Berikutnya, Jokowi menyebut tantangan gig economy yakni ekonomi serabutan atau ekonomi paruh waktu. Menurutnya, jika hal tersebut tidak dikelola dengan baik akan menjadi semacam tren. 

Misalnya, perusahaan lebih memilih pekerja independen, pekerja freelancer, atau perusahaan memilih kontrak jangka pendek untuk mengurangi risiko ketidakpastian global yang sedang terjadi.

"Saya ingin adalah hilirisasi yang padat karya," ucap Jokowi.

Dia mencontohkan, potensi rumput laut belum disentuh secara manajemen yang baik. Padahal, Indonesia memiliki garis pantai terpanjang kedua di dunia yakni sekitar 81.000 kilometer.

"Karena dari sini lah nanti bisa turunannya ke pupuk organik, agar, baik kosmetik, baik untuk tepung, dan juga untuk minyak pesawat terbang sekarang ini bisa dari rumput laut," jelas Jokowi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×