kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.679.000   7.000   0,42%
  • USD/IDR 16.490   100,00   0,60%
  • IDX 6.520   249,06   3,97%
  • KOMPAS100 949   42,15   4,65%
  • LQ45 738   34,14   4,85%
  • ISSI 202   5,55   2,82%
  • IDX30 382   17,70   4,85%
  • IDXHIDIV20 462   16,68   3,75%
  • IDX80 107   4,47   4,34%
  • IDXV30 110   2,54   2,36%
  • IDXQ30 125   5,23   4,36%

Habibie: Jangan pilih menteri berkarakter bunglon


Jumat, 17 Oktober 2014 / 21:01 WIB
Habibie: Jangan pilih menteri berkarakter bunglon
Pesawat serang cepat dari Angkatan Laut Korps Pengawal Revolusi Islam Iran mengerumuni kapal tanker minyak Niovi berbendera Panama saat transit di Selat Hormuz.


Sumber: TribunNews.com | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Setelah dilantik menjadi Presiden dan Wakil Presiden RI, Joko Widodo-Jusuf Kalla memiliki waktu maksimal 14 hari untuk mengumumkan calon menteri yang bakal duduk di kabinetnya.

Pemilihan menteri sebagai orang yang bertugas membantu pekerjaan presiden memang hak prerogatif orang nomor satu di Indonesia.

Bagi presiden ke-3 RI, BJ Habibie, pentingnya karakter pribadi seorang menteri sangat penting.

"Saran saya, pertama karakter orang tersebut, perilaku. Misalnya dia itu mempunyai karakter dan budaya, kalau dia bilang merah, merah. Tidak hari ini merah besok hijau, lusa putih. Itu karakter itu penting bagi seorang pemimpin. Bukan bunglon," kata Habibie dalam wawancara eksklusif Kompas TV di kediamannya, Jakarta, Jumat (17/10).

Lebih lanjut Habibie menegaskan menteri sebaiknya dari kalangan profesional. Sebagai mantan presiden, Habibie berpesan untuk Jokowi, jika ingin memasukkan kader partai, mutlak memiliki jiwa nasionalis.

"Dia harus profesional. Dari mana saja, dari partai boleh tapi dia pilih karena profesional. Bukan bunglon konsisten dan loyal," lanjutnya.

Menurutnya, Jokowi sebagai presiden yang dipilih langsung oleh rakyat bakal ditagih janjinya. Namun dirinya yakin, Jokowi mengerti apa yang dikehendaki seluruh rakyat Indonesia.

"Pak Jokowi tahu apa yang dikehendaki dan pak Jokowi sudah memberikan janji yang dicatat oleh rakyat. Saya yakin tidak ada yang sempurna. Untuk hal itu, kala pak Jokowi mengambil orang dan partai (jadi menteri) harus setia tidak pada inti partainya, tapi pada program nasional," kata Habibie. (Wahyu Aji)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Undang-Undang Kepailitan Dan PKPU Indonesia KONTAN DIGITAL PREMIUM ACCESS

[X]
×