Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) melihat prospek manis pergerakan rupiah pada tahun 2023. Hal ini tak terlepas dari kondisi ekonomi yang mulai membaik dan inflasi yang semakin melemah.
Gubernur BI Perry Warjiyo kembali mengungkapkan optimismenya bahwa nilai tukar rupiah akan menguat pada tahun ini.
"Rupiah akan menguat. Sudah aku bilang. Rupiah akan menguat karena ada lima faktor yang membuat rupiah menguat ke arah fundamental," tegas Perry dalam konferensi pers, Kamis (16/2).
Baca Juga: BI Optimistis Titik Tengah Pertumbuhan Ekonomi Indonesia pada 2023 Bergeser ke 5,1%
Perry pun memerinci kelima faktor. Pertama, prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia yang solid. Ini akan mengundang investor asing menanamkan modal di dalam negeri baik lewat penanaman modal asing (PMA) maupun portofolio.
Kedua, inflasi yang melandai dari tingkat inflasi tahun 2022. Bila inflasi rendah, maka imbal hasil secara riil akan lebih baik.
Ketiga, imbal hasil surat berharga negara (SBN) khusus jangka pendek yang menarik. Selain itu, BI juga berkoordinasi dengan Kementerian Keuangan untuk menjaga imbal hasil SBN jangka panjang menarik.
Keempat, komitmen BI dalam menjaga stabilitas rupiah. Ini dilakukan dengan pengendalian inflasi impor (imported inflation) serta pengelolaan devisa hasil ekspor (DHE) lewat implementasi term deposit valas sesuai dengan mekanisme pasar.
Baca Juga: Sejalan Hasil Sress Test, BI Sebut Ketahanan Perbankan Terjaga di Awal 2023
Kelima, kondisi ketidakpastian pasar keuangan global yang mereda. Apalagi, pasca laju kenaikan suku bunga acuan AS mereda.
Lebih lanjut, Perry juga membeberkan fakta bahwa nilai tukar rupiah per 15 Februari 2023 sudah menguat 2,39% bila dibandingkan dengan level akhir Desember 2022.
Apresiasi Rupiah tersebut relatif lebih baik bila dibandingkan dengan apresiasi mata uang sejumlah negara berkembang, seperti Filipina yang sebesar 0,99%, Thailand 0,85%, dan Malaysia sebesar 0,27%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News