Reporter: Grace Olivia | Editor: Noverius Laoli
Ketiga, bank-bank sentral di dunia terutama di negara maju makin tidak bisa mengandalkan kebijakan suku bunga semata. Efektivitas suku bunga untuk mendorong pertumbuhan dan menjaga stabilitas harga semakin kurang efektif, menurut Perry.
“Ini terlihat dari beberapa negara maju dengan suku bunga 0% namun tetap sulit menjaga stabilitas harga, apalagi mendorong pertumbuhan ekonomi,” ujarnya.
Baca Juga: Dorong inklusi keuangan, Aktivaku gandeng Bank DKI dan BPD Bali
Oleh karena itu, bank sentral semakin perlu merumuskan bauran kebijakan terutama dari sisi kuantitatif seperti kebijakan uang beredar, nilai tukar, dan kebijakan makroprudensial.
Keempat, digitalisasi di bidang ekonomi dan keuangan semakin marak. Di bidang ekonomi ditandai dengan kemunculan berbagai usaha rintisan (start-up) dan perusahaan e-commerce.
Sementara di bidang keuangan ditandai dengan menjamurnya fintech dengan berbagai layanannya, serta sistem pembayaran melalui uang elektronik.
“Inilah mengapa era digitalisasi perlu direspon tidak hanya oleh perbankan, tetapi juga oleh para pengambil kebijakan termasuk bank sentral,” tandas Perry.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News