Sumber: Kompas.com | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Wakil Bendahara Umum DPP Partai Golongan Karya Bambang Soesatyo mengatakan, gabungan partai politik yang tergabung dalam koalisi membutuhkan dana besar untuk menghadapi Pemilu Presiden 9 Juli 2014. "Kampanye pilpres itu tidak cukup Rp 100-200 miliar, butuh triliunan," kata Bambang, Jumat (16/5), di Jakarta.
Dia menyatakan, masalah dana kampanye inilah yang menjadi salah satu penyebab gagalnya "perkawinan" antara Ketua Dewan Pembina Partai Gerakan Indonesia Raya Prabowo Subianto dan Ketua Umum DPP Partai Golkar Aburizal Bakrie sebagai pasangan calon presiden dan calon wakil presiden.
Dia menyebut ada ketidakcocokan antara kedua partai mengenai masalah dana kampanye. "Kita harus mendapat partner yang cocok," kata anggota Komisi III DPR itu.
Kendati demikian, Bambang enggan menjelaskan ketidakcocokan dana pemenangan pilpres itu secara lebih mendetail dengan alasan etika. Menurutnya, ketidakcocokan tersebut tersirat dari pernyataan Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra sekaligus adik Prabowo, Hasyim Djojohadikusumo, yang lebih menginginkan Ketua Umum DPP Partai Amanat Nasional Hatta Rajasa sebagai cawapres Prabowo.
Sebelumnya, Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto mengunjungi kediaman Ketua Umum DPP Partai Golkar Aburizal Bakrie di Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (29/4). Pertemuan tersebut dilanjutkan dengan kunjungan Aburizal ke kediaman Prabowo di Hambalang, Bogor, Senin (5/5).
Seusai pertemuan kedua itu, Aburizal menyatakan tidak keberatan jika kelak dirinya maju sebagai bakal calon wakil presiden, mendampingi bakal calon presiden dari Partai Gerindra, Prabowo Subianto. Koalisi keduanya hampir dipastikan gagal setelah Ketua Umum DPP Partai Amanat Nasional Hatta Rajasa disebut sebagai kandidat terkuat sebagai cawapres untuk berpasangan dengan Prabowo. (Rahmat Fiansyah)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News