kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.455.000   12.000   0,83%
  • USD/IDR 15.155   87,00   0,57%
  • IDX 7.743   -162,39   -2,05%
  • KOMPAS100 1.193   -15,01   -1,24%
  • LQ45 973   -6,48   -0,66%
  • ISSI 227   -2,76   -1,20%
  • IDX30 497   -3,22   -0,64%
  • IDXHIDIV20 600   -2,04   -0,34%
  • IDX80 136   -0,80   -0,58%
  • IDXV30 141   0,18   0,13%
  • IDXQ30 166   -0,60   -0,36%

Gerindra ingin Risma jadi kader


Selasa, 25 Februari 2014 / 13:49 WIB
Gerindra ingin Risma jadi kader
ILUSTRASI. Indika Energy (INDY) agresif menggelar diversifikasi ke bisnis mineral, energi terbarukan, hingga kendaraan listrik.


Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Anggota Dewan Pembina DPP Partai Gerindra, Martin Hutabarat, menyatakan partainya tertarik menarik Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini alias Risma menjadi kader Gerindra. Alasannya, Risma dinilai berprestasi, bersih, dan memiliki jiwa kepemimpinan yang berani.

Menurut Martin, ketertarikan pihaknya itu akan disampaikan kepada Risma jika yang bersangkutan memutuskan keluar dari partai yang mendukungnya. Risma merupakan pegawai negeri sipil (PNS) yang diusung sebagai calon wali kota Surabaya oleh PDI Perjuangan.

"Tentu ada banyak pilihan, dan biarkan Bu Risma memilih sendiri. Tapi, andaikata dia konsisten tidak ikut dengan perilaku tercela, kami terbuka Bu Risma bergabung dengan Gerindra," kata Martin di Komples Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (25/2/2014).

Selain tertarik untuk menggaet Risma menjadi kader Gerindra, kata Martin, saat ini banyak usulan dari internal agar Risma dijadikan sebagai calon wakil presiden mendampingi Ketua Dewan Pembina DPP Partai Gerindra Prabowo Subianto. Namun, usulan itu masih ditampung lantaran menunggu hasil Pemilu Legislatif 2014.

"Karena Bu Risma populer, dia tokoh atau pejabat yang berani membuat perubahan. Ini yang harus kita lihat," pungkasnya.

Seperti diberitakan, Risma sempat ingin mundur sebagai Wali Kota Surabaya karena hubungannya tak harmonis dengan Wakil Wali Kota Surabaya Wisnu Sakti Buana. Risma menilai proses pemilihan Wisnu tidak sesuai prosedur. Hal itu telah disampaikan Risma kepada pimpinan DPR.

Pada Rabu (26/2/2014), Komisi II DPR akan membahas permasalahan ini dengan melibatkan Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi, Gubernur Jawa Timur Soekarwo, pimpinan DPRD Kota Surabaya, dan pihak lain yang terkait. (Indra Akuntono)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×