kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Genjot ekspor, Pelabuhan Tanjung Priok akan buka layanan 24 jam setiap hari


Senin, 08 Juli 2019 / 07:03 WIB
Genjot ekspor, Pelabuhan Tanjung Priok akan buka layanan 24 jam setiap hari


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Waktu operasional pelayanan Pelabuhan Tanjung Priok akan diperpanjang menjadi 24 jam sehari dan tujuh hari dalam sepekan. Nantinya otoritas pelabuhan, syahbandar, bea cukai, imigrasi, operator pelabuhan, bank dan stakeholder terkait juga akan membuka pelayanan dengan waktu yang sama. Ini bertujuan untuk meningkatkan ekspor melalui Pelabuhan Tanjung Priok.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, peningkatan waktu operasional pelayanan di pelabuhan Tanjung Priok merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan ekspor. Budi mengatakan, sebelumnya, jumlah hari produktif pelayanan tiga hari, kemudian meningkat menjadi 4-5 hari. 

"Kami ingin tujuh hari. Artinya 24/7 kami melayani. Agar orang-orang yang melayani di sini waktunya tersebar dan fasilitas tol, truk itu terbagi rata di tujuh hari. Sehingga produktivitas itu lebih baik,” ujar Budi dalam keterangan tertulis yang diterima Kontan.co.id, Minggu (7/7).

Menurut Budi, bila waktu pelayanan dilakukan dalam tiga hari, maka eksportir yang ingin mengirim 14 kontainer barang, terdapat lima truk kontainer yang berjalan dalam sehari. Tetapi, jika waktu pelayanan menjadi tujuh hari maka dalam satu hari hanya dibutuhkan dua truk kontainer saja. Ini akan membuat jalanan dari dan menuju pelabuhan menjadi tidak terlalu padat, sehingga bisa mengurangi jumlah kemacetan.

Menhub menambahkan, jika jumlah kemacetan berkurang, pengaturan truknya produktif yang di pelabuhan juga lebih mudah. "Maka kecenderungan untuk melakukan kegiatan ekspor khususnya itu bertambah. Pasti bertambah. Karena kemudahan itu ekuivalen dengan pertambahan jumlah. Kalau ini semua lancar maka otomatis yang ekspor juga menjadi lebih banyak,” imbuh Budi.

Budi pun menyoroti adanya kontainer kosong dalam impor barang. Menurut Budi banyak kontainer setelah melakukan proses impor barang, truk-truk kontainer tersebut berjalan dalam keadaan tanpa muatan atau kosong. Karena itu hal ini akan dikoordinasikan lebih lanjut agar truk-truk tersebut tidak berjalan dalam keadaan kosong.

“Truk banyak yang berjalan kosong. Setelah impor, dia kosong, dia dibawa ke Cikarang ke sini (Tanjung Priok) kosong. Kita akan minta kepada cargo owner, atau shipping line untuk menyiapkan supaya jangan ada truk yang kosong. Jadi kita upayakan itu dalam keadaan terisi,” katanya.

Budi mengatakan diperlukan ada sistem yang mengatur secara keseluruhan, dimana harus ada peningkatan koordinasi di semua pihak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×