kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Gempa Filipina tidak timbulkan tsunami


Selasa, 15 Oktober 2013 / 17:17 WIB
Gempa Filipina tidak timbulkan tsunami
ILUSTRASI. 3 Cara Cek Bukti Transaksi Mandiri lewat ATM hingga Mobile Banking. Pho. KONTAN/Carolus Agus Waluyo/20/01/2022.


Reporter: Dea Chadiza Syafina | Editor: Cipta Wahyana

JAKARTA. Filipina dilanda bencana gempa bumi dengan kekuatan 7,2 Skala Richter di kedalaman 10 kilometer yang terjadi di 5 km dari timur Balilihan, Region Central Visayas, pada Selasa (15/10) pukul 07.12.36 WIB. Sejauh ini, bencana tersebut telah mengakibatkan 32 orang meninggal, 33 luka, dan ratusan bangunan roboh. Diperkirakan korban masih terus bertambah.

Sekitar 20 kali gempa susulan terjadi dengan kekuatan yang bervariasi. Penanganan darurat masih dilakukan dengan fokus pada pencarian dan evakuasi korban. Listrik dan komunikasi sebagian besar masih mati.

Meski guncangan gempa Filipina cukup besar, warga Indonesia tak perlu khawatir bakal terkena dampaknya. Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana Sutopo Purwo Nugroho bilang, pasca gempa tersebut tidak terjadi tsunami sebagaimana peringatan yang dikeluarkan oleh Pacific Disaster Center di Hawaii dan Global Disaster Alert and Coordinating System.

Asal tahu saja, berbeda dengan dua lemba itu, Pacific Tsunami Waning Center tidak mengeluarkan peringatan dini tsunami pasca gempa Filipina. "Perbedaan peringatan dini tersebut terjadi karena menggunakan metode yang berbeda dalam pemodelan tsunami dan peringatan dini," ujar Sutopo melalui pernyataan tertulis yang diterima KONTAN pada Selasa (15/10).

Meski berbeda, Sutopo mengingatkan, peringatan dini tsunami sangat diperlukan cepat warga di sekitar pusat gempa hanya memiliki waktu kurang dari 30 menit. "Artinya antisipasi bagi masyarakat di pesisir yang terancam tsunami hanya memiliki waktu sangat terbatas untuk evakuasi," katanya.

Sutopo menambahkan, berdasarkan banyak kejadian, saat muncul peringatan dini tsunami umumnya terjadi kepanikan, kemacetan dan kekacauan. Untuk itulah, kesiapsiagaan masyarakat menghadapi tsunami perlu terus ditingkatkan.

Sementara itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di daerah-daerah yang menerima “tsunami travel times” seperti BPBD Sulawesi Utara, Gorontalo, Papua dan Kalimantan Timur melaporkan tidak ada tsunami. "Masyarakat tetap beraktivitas normal," ucap Sutopo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×