kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   18.000   1,19%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Gelombang PHK Masih Bergulir, Begini Kata Pengamat Ketenagakerjaan


Selasa, 21 Mei 2024 / 11:18 WIB
Gelombang PHK Masih Bergulir, Begini Kata Pengamat Ketenagakerjaan
ILUSTRASI. Gelombang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) masih terus bergulir . KONTAN/Fransiskus Simbolon


Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Gelombang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) masih terus bergulir yang terjadi sejak masa Pandemi Covid-19 hingga saat ini.

Menanggapi hal ini, Pengamat Ketenagakerjaan dari Universitas Gadjah Mada, Tadjudin Nur Effendi menilai PHK menunjukkan kondisi Indonesia relatif kurang baik. Menurutnya, sektor industri belum mengalami perubahan yang siginifikan sejak pandemi.

“Perubahan ekonomi di Eropa dan Amerika menyebabkan penurunan permintaan barang dari Indonesia terutama sektor seperti garmen, kerajinan mebel itu mengalami penurunan, itu belum bisa di atasi sampai sekarang,” ujarnya kepada Kontan.co.id, Selasa (21/5).

Tadjudin mengungkapkan, potensi PHK rentan terjadi pada sektor manufaktur yang berkaitan dengan padat karya seperti sepatu, mebel, pakaian, garmen, kerajinan.

Baca Juga: Ini Sektor yang Banyak Setop Perekrutan Tahun 2023

Bukan tanpa alasan, kata dia, pasar luar negeri mengalami stagnasi akibat perang, otomatis mengganggu perekonomian negara tersebut yang merupakan negara tujuan hasil industri manufaktur Indonesia.

“Bukan hanya masalah dari luar ada juga masalah dari dalam negeri, investor lambat masuk ke Indonesia karena surat izin yang berbelit, ini juga menciptakan peluang kerja kita tidak mengalami perkembangan yang signifikan,” ungkapnya.

Tadjudin menuturkan, berdasarkan data Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Agustus 2023 persentase pekerja informal mencapai kurang lebih 60%, sementara sisanya adalah sektor formal.

Baca Juga: Klik www.prakerja.go.id, Ini Syarat dan Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 68

“Itu mengindikasikan tidak ada perubahan di sektor formal, karena memang performance atau kinerja industri kita mengalami penurunan,” tuturnya.

Dia bilang, bukan hanya di industri atau sektor formal saja, sektor informal saat ini ada alternatif baru seperti ojek online, konten kreator, bisnis online dan lain sebagainya.

“Jadi tidak di sektor formal mereka atau sektor industri, tapi sektor (informal) itu mendapat menunjang menciptakan lapangan kerja. Kalau kita mengharapkan sektor formal seperti yang lalu-lalu agak lambat sekarang,” tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×