kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.504.000   5.000   0,33%
  • USD/IDR 15.935   0,00   0,00%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Gawat, penerimaan pajak masih jauh dari target


Kamis, 25 Oktober 2012 / 16:34 WIB
Gawat, penerimaan pajak masih jauh dari target
ILUSTRASI. Seorang warga melintas di halaman Gedung Sate, Bandung, Jawa Barat, Kamis (3/6/2021). Cuaca besok di Jawa dan Bali cerah hingga hujan ringan, menurut prakiraan BMKG. ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi.


Reporter: Oginawa R Prayogo | Editor: Edy Can

JAKARTA. Realisasi penerimaan pajak masih jauh dari target. Per 15 Oktober 2012 lalu, realisasi penerimaan pajak masih 70,52% dari target tahun ini atau sebesar Rp 624,164 triliun.

Menteri Keuangan Agus Martowardojo mengatakan, realisasi penerimaan pajak tahun ini lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun lalu. "Tahun ini penerimaan pajak hanya selisih satu persen, lebih rendah dibandingkan dengan tahun lalu," kata Agus, Kamis (25/10).

Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pajak, realisasi penerimaan pajak penghasilan migas mencapai Rp 66,43 triliun dari target sebesar Rp 67,91 triliun. Sedangkan penerimaan pajak penghasilan non migas baru mencapai 68,82% dari target tahun ini yang sebesar Rp 445,733 triliun.

Sedangkan untuk pajak pertambahan nilai (PPN) dan pajak barang mewah kondisinya lebih baik dibandingkan penerimaan PPh non migas. Penerimaan PPN dan PPnBM sebesar Rp 241,04 triliun (71,73%) dari target yang ditetapkan di APBNP 2012 sebesar Rp 336,05 triliun.

Agus mengatakan realisasi penerimaan negara bukan pajak juga melemah. Ini akibat penurunan harga komoditas global.

Pengamat Perpajakan Universitas Indonesia Gunadi menganggap peluang penerimaan pajak untuk sesuai target atau bahkan melebihi target masih terbuka. Gunadi mengatakan selain PPh Migas yang hampir mendekati target masih ada peluang di PPh non migas.

"Biasanya di bulan November sampai Desember penerimaan PPh Non Migas khususnya yang pasal 22 akan melonjak bisa dua kali lipat dari bulan biasanya karena akan ada banyak pegawai yang menerima bonus akhir tahun," kata Gunadi.

Gunadi juga mengatakan ekspor bahan bakar ke luar negeri masih terbuka di akhir tahun karena saat akhir tahun di Eropa sedang musim dingin sehingga membutuhkan tambahan bahan bakar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×