kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Gara-gara city car, impor dari Thailand melambung tinggi


Senin, 01 Agustus 2011 / 16:10 WIB
Gara-gara city car, impor dari Thailand melambung tinggi
ILUSTRASI. PT Lautan Luas Tbk (LTLS) saat pameran kosmetik & personal care.foto/KONTAN/Elisabeth Adventa Previtapuri


Reporter: Herlina KD | Editor: Edy Can

JAKARTA. Impor barang dari Thailand semakin besar pada Juni lalu. Posisinya menggeser Singapura sebagai negara pengimpor ketiga di Indonesia.

Direktur Statistik Distribusi Badan Pusat Statistik (BPS) Satwiko Darmesto menjelaskan, impor dari Thailand naik karena produk otomotif. "Karena kita banyak (mengkonsumsi) city car, maka itu memperbesar impor dari Thailand," jelasnya, Senin (1/8).

Catatan saja, nilai impor produk otomotif pada Juni lalu naik sebesar 29,38% bila dibandingkan Juni 2010 lalu. Nilainya mencapai US$ 3,401 miliar.

Selain produk otomotif, Indonesia juga mengimpor komoditas pertanian dari Negeri Gajah tersebut. Diantaranya beras, bawang merah dan bawang putih. Selama Januari - Juni 2011 ini, nilai impor bawang merah asal Thailand sebesar 62.393 ton dengan nilai US$ 31,206 juta. Sedangkan impor bawang putih tercatat sebesar 118,54 ton dengan nilai US$ 89.583.

Melihat pertumbuhan konsumsi mobil di perkotaan yang cukup pesat, Satwiko memperkirakan nilai impor dari Thailand ke depan masih akan tinggi. "Kalau Bulog nanti mau impor beras dari Thailand, maka (impor) itu bisa naik juga," ungkapnya.

Total nilai impor Thailand mencapai US$ 5,19 miliar. Negeri Siam ini hanya kalah dari China sebagai pengimpor terbesar dengan nilai US$ 12,05 miliar dan Jepang sebesar US$ 8,66 miliar.

Secara keseluruhan, nilai impor Indonesia pada Juni lalu mencapai US$ 83,59 miliar. Kepala BPS Rusman Heriawan menilai, nilai impor ini merupakan yang tertinggi sepanjang sejarah. Namun, dia mengatakan, kenaikan impor ini masih jauh lebih rendah ketimbang kenaikan ekspor. "Jadi, walaupun impor naik tajam, tapi ekspor juga naik," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×