Reporter: Siti Masitoh | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Lembaga pemeringkatan Fitch Ratings memproyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya 5% pada tahun 2025. Selanjutnya, ekonomi Indonesia diprediksi melambat menjadi 4,9% pada tahun 2026.
Adapun proyeksi pertumbuhan ekonomi 2025 tersebut lebih rendah dari target dalam APBN 2025 sebesar 5,2%, serta lebih rendah dari target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025-2029 yang direncanakan sebesar 5,3%.
“Fitch memperkirakan PDB (produk domestik bruto) riil Indonesia akan tumbuh sebesar 5,0% pada 2025, mempertahankan momentum dari 2024 dan mengungguli banyak negara kategori 'BBB',” mengutip keterangan tertulis, Selasa (11/3).
Fitch menyebut, pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini akan didorong permintaan domestik yang kuat, didukung oleh belanja publik untuk bantuan sosial dan proyek infrastruktur, akan menjadi pendorong pertumbuhan utama.
Baca Juga: Fitch Pertahankan Peringkat Utang Indonesia di Level BBB, Outlook Stabil
Kinerja investasi swasta Indonesia juga diperkirakan akan tetap kuat, didorong oleh pelonggaran kebijakan moneter yang moderat, berkurangnya ketidakpastian kebijakan pasca-pemilu dan berlanjutnya kegiatan hilirisasi.
Meski demikian, Fitch memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan melambat pada 2026 mendatang menjadi 4,9%.
Ekonomi Indonesia diramal melambat pada 2026 karena tarif Amerika Serikat (AS) yang lebih tinggi dan permintaan yang lebih lemah dari China, sehingga memberikan lebih banyak tekanan pada ekspor Indonesia. akan tetapi, permintaan domestik diperkirakan masih kuat dan akan mengurangi sebagian tekanan tersebut.
Lebih lanjut, Fitch juga menyoroti terkait target pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 8% pada 2029 mendatang, dengan tetap menjaga stabilitas ekonomi, termasuk melalui kebijakan fiskal yang terus berhati-hati.
Target pertumbuhan ekonomi yang ambisius tersebut dinilai akan menantang tanpa reformasi struktural yang signifikan.
Baca Juga: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Diprediksi Hanya Capai 5,1% di 2025
“Agenda kebijakan utama sejauh ini mencakup program makanan gratis dan inisiatif untuk swasembada pangan dan energi. Juga mencakup investasi melalui Danantara yang baru diluncurkan kekayaan negara (SWF) Danantara yang baru diluncurkan, hilirisasi komoditas, dan perluasan manufaktur kendaraan listrik dan baterai,” tulisnya.
Selanjutnya: Pemberian THR Mampu Dongkrak Daya Beli Masyarakat
Menarik Dibaca: Rekomendasi 5 Film Horor Thriller Seram dan Menegangkan di Netflix
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News