kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45906,73   3,40   0.38%
  • EMAS1.310.000 -0,23%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Februari optimisme keyakinan konsumen menurun


Selasa, 06 Maret 2018 / 21:33 WIB
 Februari optimisme keyakinan konsumen menurun
ILUSTRASI. Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia


Reporter: Arsy Ani Sucianingsih | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Keyakinan konsumen pada Februari 2018 berada pada level optimis meski kondisinya turun dibanding Januari 2018. Hal ini tercermin dari hasil survei Indeks Keyakinan Konsumen Februari yang dirilis Bank Indonesia (BI). 

Berdasarkan data BI, IKK berada di level 122,5 lebih rendah 2,85% dibandingkan Januari 2018 sebesar 126,1. IKK turun disebabkan oleh penurunan kedua komponen yakni Indeks kondisi ekonomi (IKE) yang turun 2,6 poin dari bulan sebelumnya menjadi 112,2 dan indeks ekspektasi kondisi ekonomi (IEK) menjadi 132,8 menjadi 4,6 poin.

BI menyimpulkan penurunan IKK disebabkan lantaran menurunnya indeks ketepatan waktu pembelian barang tahan lama atau durable goods dan indeks ekspetasi kegiatan usaha pada enam bulan mendatang.

Berdasakan kategori responden, melemahnya IKK terjadi hampir seluruh kelompok responden terutama dengan pengeluaran di atas Rp 5 juta per bulan dan berusa di atas 60 tahun.

Pengamat ekonomi Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih mengatakan, penurunan tersebut dipengaruhi oleh ekspetasi konsumen terhadap penghasilan yang malah melambat dari 124,3 menjadi 121, 1 atau minus 3,2%,

“Sehingga kalau mereka tidak terlalu yakin ada pekerjaan yang ada penghasilan maka mereka akan menunda pembelian barang tahan lama itu manjadi minus 3,9,” ujarnya saat di hubungi Kontan.co.id. selasa (6/3).

Lana melanjutkan, ketersediaan lapangan kerja memang turun tetapi sangat tipis. “Jadi, yang paling kuat membuat IKK saat ini membuat cukup lumayan adalah kehawatiran terhadap penghasilan saat ini dan berdampak pada pembelian barang tahan lama yang juga menurun,” jelasnya.

Selain itu, tekanan kenaikan harga meningkat pada tiga bulan mendatang hingga bulan Mei 2018. Ekspetasi peningkatan harga dipengaruhi oleh meningkatnya permintaan terhadap barang atau jasa pada Ramadan dan kehawatiran konsumen terhadap evealuasi tarif listrik dan BBM pada kuartal II-2018.

Menurut Lana, pada tahun ini pemerintah nampaknya akan menjaga harga BBM dan listrik dengan cara menaikan subsidi pada APBN-P 2018. Hal ini di rasa penting lantaran untuk memberikan jaminan kepada masyarakat bahwa harga BBM dan listrik tidak akan naik.

“Rasanya pemerintah akan jaga betul daya beli masyarakat bukan karena tahun politiknya, namun memang daya beli masyarakat ini lagi turun.Khususnya masyarakat menengah ke bawah, untuk itu kecil kemungkinan pemerintah itu menaikan harga BBM,” tambah lana.

Pengamat ekonomi Bank Permata Joshua Pardede bilang, survei konsumen BI per Februari 2018 tersebut menunjukkan terjadi penurunan indeks kepercayaan konsumen dibandingkan bulan sebelumnya meski cenderung optimis, dipengaruhi oleh penurunan persepsi konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini dan ekspektasi kondisi ekonomi kedepan.

Menurutnya, penurunan persepsi konsumen terhadap kondisi ekonomi dikarenakan konsumen cenderung menunda yang dipengaruhi oleh penurunan persepsi tingkat penghasilan saat ini. Selain itu, ekspektasi konsumen dalam 6 bulan kedepan juga cenderung menurun seiring ekspektasi penghasilan yang menurun serta ekspektasi kegiatan usaha yang juga menurun.

“Meskipun secara umum, konsumen cenderung optimis, namun porsi pendapatan yang dialokasikan untuk konsumsi cenderung menurun, sementara porsi tabungan terhadap pendapatan cenderung naik pada bulan Februari yang lalu,” kata Josua Selasa, (6/3).

Joshua melanjutkan, ekspektasi kenaikan porsi tabungan juga cenderung masih meningkat ke depannya sejalan dengan ekspektasi harga dalam 3 bulan mendatang yang meningkat seiring dengan peningkatan permintaan barang dan jasa jelang bulan Ramadhan serta ekspektasi potensi kenaikan tarif listrik dan harga BBM yang akan dievaluasi pemerintah pada akhir kuartal II-2018.

“Oleh sebab itu, dalam rangka menjaga sentimen konsumen pada tahun 2018, pemerintah perlu meningkatkan koordinasinya dengan BI dan pemerintah daerah terutama dalam mengelola stabilitas harga pangan sedemikian sehingga kenaikan optimisme konsumen dapat ditunjukkan pula dengan kenaikan porsi konsumsi dalam pendapat,” kata Josua.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×