kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Faisal Basri Sebut Jokowi Kendalikan Inflasi Pakai Metode Injak Kaki, Seperti Apa ?


Kamis, 07 April 2022 / 15:53 WIB
Faisal Basri Sebut Jokowi Kendalikan Inflasi Pakai Metode Injak Kaki, Seperti Apa ?
ILUSTRASI. Faisal Batubara atau lebih dikenal sebagai Faisal Basri adalah ekonom dan politikus asal Indonesia. Faisal Basri Sebut Jokowi Kendalikan Inflasi Pakai Metode Injak Kaki, Seperti Apa ?


Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekonom senior Faisal Basri memberikan apresiasi kepada presiden Jokowidodo karena telah menekan angka inflasi yang lebih rendah jika dibandingkan pada tahun sebelumnya.

“Legacy pak Jokowi saya rasa yang tidak boleh dilupakan adalah pertama kali dalam sejarah sejak merdeka, Pak Jokowi menghadiahi rakyat Indonesia inflasi yang rendah dan inflasi rendahnya konsisten. Ini prestasi luar biasa,” ujar Faisal dalam webinar “Harga Kian Mahal, Recovery Terganggu”, Kamis (7/4).

Dalam paparannya yang mengutip dari data Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi yang terjadi saat ini berada diangka 2,18% merupakan kedua yang terendah sepanjang sejarah. Bahkan pada tahun 2020 tingkat inflasi bisa lebih rendah lagi di angka 1,32%.

Namun Faisal memberikan kritik terhadap cara pemerintah dalam mengendalikan inflasi. Dirinya mengatakan inflasi yang rendah saat ini merupakan semu belaka. “Jadi selama ini bisa kita katakan bahwa inflasi rendah yang saya tunjukkan ini semu belaka,”

Baca Juga: Kasus Fasilitas Ekspor Minyak Goreng Akan Naik ke Tahap Penyidikan, Ini Respons GIMNI

Faisal juga mengatakan bahwa cara pemerintah untuk mengendalikan inflasi adalah dengan menggunakan metode injak kaki, bukan dengan metode dalam menyelesaikan persolan.

“Terlepas dari caranya mengendalikan inflasi, ternyata cara Pak Jokowi mengendalikan inflasi itu dengan metode injak kaki, bukan dengan memperbaiki pasokan, bukan memperbaiki logistik. Ada sih tapi lebih ke metode injak,” tegasnya.

Katanya, Jokowi juga sangat terobsesi untuk mengendalikan inflasi dengan cara yang ingin hasil cepat, misalnya dengan memberikan subdisi yang besar kepada masyarakat.

Baca Juga: Petani Minta Program B30 Diturunkan Jadi B20 untuk Atasi Kelangkaan Minyak Goreng

“Nah akhirnya subsidi ini menggelembung tidak mampu karena ada krisis perang, tidak bisa lagi dilakukan dan sebentar lagi saya rasa akan nyerah pemerintahnya karena subsidinya luar biasa,” jelasnya.

Misalnya pada bahan bakar pertalite subsdinya Rp 4.000 sampai Rp 4.500 yang dikalikan dengan 23 juta kilo liter. Kemudian solar yang diberikan subsidi Rp 7.800 dan pertamax Rp 3.500.

Selain itu berdasarkan data BPS 2021 menunjukkan bahwa konsumsi pangan masih tinggi yang menandakan bahwa pendapatan masyarakat lebih rendah. Sehingga ada potensi angka kemiskinan meningkat.

“Jadi ada legacy yang akan hilang lagi kalau inflasinya tinggi jumlah orang miskin akan double digit lagi. Padahal, pak Jokowi ingin menghilangkan kemiskinan ekstrem,” kata Faisal.

Baca Juga: Biodiesel Batu Sandungan Harga Minyak Goreng

Sehingga dirinya mengingatkan agar Presiden Jokowi tidak tergoda untuk menambah masa jabatannya menjadi 3 periode, karena jika dipaksakan, maka akan memberikan dampak buruk bagi kinerja Jokowi yang telah dibuat selama dua periode terakhir ini.

“Mudah-mudahan Pak Jokowi tidak tiga periode atau ditambah masa jabatannya, karena semakin ditambah masa jabatannya yang bagus-bagus bisa jadi jelek dan akhirnya Pak Jokowi tidak menyisakan apa-apa, kecuali Cuma kerusakan lingkungan dan utang yang menumpuk. Karena itu kita sayang Pak Jokowi cukup sampai 2024,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×