kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.528.000   8.000   0,53%
  • USD/IDR 16.240   -40,00   -0,25%
  • IDX 7.037   -29,18   -0,41%
  • KOMPAS100 1.050   -5,14   -0,49%
  • LQ45 825   -5,35   -0,64%
  • ISSI 214   -0,85   -0,40%
  • IDX30 423   -1,15   -0,27%
  • IDXHIDIV20 514   0,87   0,17%
  • IDX80 120   -0,69   -0,57%
  • IDXV30 125   1,36   1,09%
  • IDXQ30 142   0,26   0,18%

Faisal Basri sebut Indonesia sumbang jumlah orang miskin terbanyak nomor 8 di dunia


Senin, 05 Juli 2021 / 11:13 WIB
Faisal Basri sebut Indonesia sumbang jumlah orang miskin terbanyak nomor 8 di dunia
ILUSTRASI. Faisal Basri, ekonom senior Indef


Reporter: Bidara Pink | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekonom senior INDEF Faisal Basri mengatakan, saat ini Indonesia menduduki peringkat ke delapan sebagai negara penyumbang orang miskin terbanyak di dunia. 

Mengutip ekonom Universitas Yale Rohini Pande, bila dibandingkan dengan negara-negara berkembang lainnya, Indonesia bahkan menduduki peringkat ke-4 setelah India, Nigeria, dan Bangladesh. 

“Nah, ini menunjukkan bahwa kemiskinan di Indonesia ini masih masif. Jadi ini harus diperhatikan oleh pemerintah,” ujar Faisal dalam diskusi daring, Minggu (4/7). 

Dia menambahkan, salah satu hal yang membuat tingkat kemiskinan di Indonesia sangat tinggi adalah hampir 2/3 pekerja di Indonesia tidak menggunakan kontrak tertulis alias bergerak di sektor informal.

Merujuk data Bank Dunia per Juni 2021, Faisal memerinci, sebanyak 4,8% pekerja Indonesia merupakan pekerja sendiri di bidang pertanian, kemudian sebanyak 15,4% pekerja di non pertanian. 

Baca Juga: Faisal Basri ingatkan pemerintah untuk tidak menaikkan PPN dalam waktu dekat

Sebanyak 11,5% bahkan merupakan pekerja keluarga yang tidak dibayar (unpaid family worker), serta 17,7% pekerja tanpa kontrak tertulis, dan 9,4% adalah pekerja lepas (casual worker). 

Sementara, pekerja yang dengan kontrak tertulis atau pekerja formal hanya sekitar 1/5 saja dari jumlah pekerja yang ada. Dengan kata lain, yang bisa dikenakan Pajak Penghasilan (PPh) pun hanya minoritas pekerja saja. 

Berkaca dengan hal ini, Faisal kemudian meminta pemerintah untuk semaksimal mungkin dalam menciptakan pekerja dan lapangan kerja yang berkualitas. 

Bukan hanya untuk bisa membangun Indonesia ke depannya, tetapi ini juga bisa meningkatkan kualitas hidup masyarakat. 

Selanjutnya: Faisal Basri sebut ada oknum bandel di balik Tax Amnesty Jilid II

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×