Reporter: Abdul Basith | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Joko Widodo meminta pengembangan sektor kesehatan pada tahun 2021. Hal itu dilakukan setelah evaluasi dalam menghadapi pandemi virus corona (Covid-19). Kecepatan reformasi usai pandemi menjadi kunci pemulihan bagi seluruh negara.
"Situasi pandemi saat ini memberikan kita kesempatan untuk melihat lagi apa yang perlu kita perbaiki, apa yang perlu kita reform," ujar Jokowi saat membuka musyawarah perencanaan dan pembangunan nasional melalui video conference di Istana Merdeka, Kamis (30/4).
Baca Juga: BI: Likuiditas perekonomian meningkat pada Maret 2020
Sebesar 95% industri farmasi di Indonesia diakui Jokowi masih mengandalkan impor. Selain itu masalah fasilitas juga menjadi perhatian Jokowi.
Rasio kasur rumah sakit dibandingkan dengan jumlah penduduk Indonesia masih terlalu kecil. Sementara Indonesia masih memiliki sejumlah kasus penyakit menular seperti TBC. "Indonesia punya rasio masih kecil 1,2 per seribu, artinya tersedia 1,2 tempat tidur bagi 1.000 orang," terang Jokowi.
Selain itu rasio tenaga medis seperti dokter, dokter spesialis dan perawat juga masih kurang. Hal itu terlihat saat Indonesia menghadapi kondisi pandemi seperti saat ini.
Baca Juga: Sri Mulyani: Pembuatan kebijakan bukan hasil konspirasi!
Jumlah laboratorium juga perlu untuk menjadi perhatian. Termasuk dengan kelengkapan alat serta tenaga medis untuk menjalankan pemeriksaan.
"Kita lihat pentingnya health security di masa yang akan datang, kejadian pandemi Covid-19 mengajarkan kita betapa pentingnya health security," jelas Jokowi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News