kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,75   -27,98   -3.02%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

ESDM kaji multiplier effect Masela


Jumat, 29 Januari 2016 / 18:21 WIB
ESDM kaji multiplier effect Masela


Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Adi Wikanto

Jakarta. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) terus melakukan kajian efek gulir Blok Masela terhadap masyarakat Maluku.

Pada pekan ini pemerintah pun telah menggelar Forum Group Discussion (FGD) yang beranggotakan perwakilan dari Ditjen Migas, SKK Migas, Universitas Patimura, LAPI ITB dan LPEM Universitas Indonesia.

Kepala Humas SKK Migas, Elan Biantoro bilang dalam FGD tersebut semua stakeholder telah menyampaikan pendapat dan informasi terkait efek gulir yang bisa didapat oleh masyarakat Maluku.

"Pembahasannya panjang lebar, kami mau merangkum pendapat stakeholder terkait perkembangan wilayah Maluku terhadap Masela,"ujar Elan pada KONTAN Jumat (29/1).

Dari hasil FGD tersebut pun pemerintah akan menggunakannya untuk membuat program-program multiplier effect di Maluku yang benar-benar bisa membawa manfaat yang tepat dan maksimal untuk masyarakat di sana.

"Jadi itu intinya, bukan substansi-substansi yang lain di luar kapasitas mereka. Tidak ada hubungannya dengan onshore offshore, kami kan tidak dalam kapasitas. Kalau onshore offshore kan sudah kami berikan rekomendasi kepada menteri, tinggal pemerintah memutuskan,"jelas Elan.

SKK Migas memang telah memberikan rekomendasi kepada Kementerian ESDM terkait fasilitas pengembangan Blok Masela.

Menurut kajian SKK Migas, fasilitas yang dibangun di Blok Masela seharusnya menggunakan fasilitas LNG terapung (floating LNG/FLNG).

Sementara itu, Menteri ESDM Sudirman Said berpendapat hal yang paling utama yang harus dilakukan pemerintah adalah agar proyek Masela bisa memberi manfaat bagi pengembangan ekonomi regional.

Mengenai masalah fasilitas yang akan dikembangkan di Blok Masela pun akan diputuskan oleh Presiden Joko Widodo.

Saat ini Inpex Corporation dan Shell Upstream Overseas Services Ltd pun tengah menanti keputusan pemerintah dalam menentukan fasilitas yang akan digunakan dalam mengembangkan Blok Masela.

Blok Masela yang dikelola oleh PT Inpex Inpex Masela Limited (65%) dan Shell Upstream Overseas Services Ltd (35%) memiliki luas area lebih kurang 4.291,35 kmĀ².

Blok itu terletak di Laut Arafura, sekitar 800 km sebelah timur Kupang, Nusa Tenggara Timur atau lebih kurang 400 km di utara kota Darwin, Australia, dengan kedalaman laut 300-1.000 meter.

Kontrak kerja sama Blok Masela ditandatangani pada 16 November 1998 dan mendapat persetujuan PoD I pada 6 Desember 2010.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×